5 M, Masih Perlukah Saat Ini?

Tim iNews
Ilustrasi Covid-19.(Foto: Dok MNC Media)

Oleh: dr Purnomo Hadi, M.Si.Biotek., Sp.MK(K)

Kita semua bersyukur setelah, beberapa kali terjadi ledakan kasus covid-19 di Indonesia (terakhir Maret 2022), akhirnya terjadi penurunan kasus yang signifikan pada bulan April 2022, sehingga kita bisa merayakan hari raya Idul Fitri dengan lebih bebas pada awal Mei kemarin.

Tetapi perkembangan terakhir sepertinya tidak kita harapkan dengan mulai terlihatnya trend kenaikan kasus di akhir bulan Mei. Dan pada tanggal 24 Juni 2022, kasus aktif tercatat sebanyak 13.214 orang, dimana Jakarta menduduki ranking pertama, sebanyak 7.891n orang, disusul Jawa Barat 2.393 orang dan Banten 1.286 orang.

Dari data global juga ditunjukkan bahwa positif rate rata-rata Indonesia sudah 4.1%, mendekati standard WHO (5%), bahkan di Jakarta mencapai 11.4%.

Dengan adanya peningkatan kasus aktif ini, perlu kiranya kita ingatkan dan ketatkan lagi penerapan promosi kesehatan 5 M bagi seluruh masyarakat. Prokes 5 M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, Membatasi mobilitas) merupakan metode standar untuk menghentikan penyebaran penyakit infeksi.

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroba (bakteri, virus) yang ukurannya sanagt kecil, sehingga tidak terlihat dengan mata biasa. Sebagai salah satu bentuk organisme, mikroba ini bisa berpindah ke tempat baru, untuk berkembang biak dan menyebabkan sakit di tempat baru (orang yang tertular), sehingga ikut sakit terinfeksi juga.

Penularan ini bisa melalui 3 cara, yaitu:

1.    Kontak (menempel): langsung maupun tidak langsung.

2.    Droplet (percikan): untuk partikel yang ukurannya lebih besar dari 5 mikron (0.005 milimeter). Dihasilkan misalnya saat orang berbicara, meludah dan batuk secara pelan.

3.    Airborne (udara): untuk partikel denga ukuran kurang dari 5 mikron. 

Yaitu ukuran rata-rata indidividual mikroba penyebab infeksi. Dihasilkan terutama pada saat berteriak, bersin, bernyanyi dan batuk yang keras.

Agar bisa menyebabkan sakit, mikroba harus masuk ke dlm tubuh penderita. Masuknya mikroba ke dalam tubuh ini untuk Covid-19, terutama melalui selaput lendir, yaitu mulut, hidung dan mata, untuk mencapai jaringan yang disukainya dapat berkembang biak, yaitu sepanjang saluran pernafasan sampai paru-paru.

Tanpa kita sadari, tangan merupakan anggota tubuh yang paling aktif beraktifitas. Menyentuh berbagai benda, termasuk berbagai bagian tubuh kita (mulut, hidung, mata). Dalam hal ini, mencuci tangan merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah tertular Covid-19. 

Mencuci tangan dengan sabun merupakan metode yang dianjurkan. Sabun berfungsi ganda, yaitu melepaskan kotoran yang menempel pada tangan, yang berpotensi mengandung virus, dan juga membunuh virus Covid-19 dengan merusak selubung lemaknya.

Masker mempunyai peran ganda, yaitu menvegah penderita menularkan ke orang lain, dan mencegah tertular bagi yang belum terinfeksi dari virus yang masuk melalui mulut dan hidungnya.

Menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas berperan dalam mencegah penularan antar anggota masyarakat, untuk mencegah berpindahnya virus dari satu orang ke orang lain.

 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network