Kemudian ia membandingkan dengan kepercayaan sebelumnya saat hari raya. Annisa merasakan sesuatu berbeda. Dia merasa Islam lebih hangat dalam segi kekeluargaan dan silaturahimnya.
Kemudian saat Annisa mendengar lantunan gema takbir, hatinya makin tersentuh dan ingin lebih mengenal tentang Islam.
Hingga suatu hari, Annisa diajak temannya ikut kajian Islam. Kala itu Annisa belum mualaf, tapi bersedia ikut. Teman-temannya pun meminjamkannya gamis dan jilbab.
"Di situ saya dikenalkan oleh salah satu ustadzah, di mana ia juga mualaf dan mantan pendeta. Jadi di situ saya dikasih pencerahan bahwa jadi mualaf itu seperti ini," tuturnya.
Sejak saat itu, Annisa mulai tersadar dan langsung memantapkan diri untuk menjadi mualaf. Ia meminta temannya mengantarkannya mengucap syahadat di tempat kajian yang didatangi dulu, dan bertemu mantan pendeta yang kini menjadi ustadzah tersebut.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait