Maraden menggiring para tawanan itu ke pinggir jalan raya antara Pematangsiantar dan Parapat. Setelah mengosongkan peluru senjata para tawanan, Maraden mengembalikan senjata-senjata itu kepada mereka dan memerintahkan mereka memberi hormat senjata kepada setiap kendaraan yang lewat. Selagi para tawanan memberi hormat senjata, Maraden dan pasukannya memberitahu para penumpang kendaraan yang melintas bahwa para prajurit yang memberi hormat senjata itu merupakan perampok kendaraan-kendaraan yang lewat.
“Tidak berapa lama kemudian lewat satu kendaraan penumpang Pematangsiantar-Balige. Saya menyuruh kendaraan berhenti. Dengan sangat ketakutan perintah itu ditaati oleh sopirnya. Akan tetapi mulutnya terngaga ketika barisan yang berdiri di tepi jalan itu memberi hormat serta meminta maaf atas perbuatan mereka selama ini. Akhirnya, sopir dan para penumpang tertawa terbahak-bahak. Mereka mengerti dan mengucapkan banyak terima kasih kepada saya dan pasukan,” ujar Maraden
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait