YOGYAKARTA, iNews.id - Sekolah sebagai tempat pendidikan biasanya menerapkan disiplin yang tinggi terhadap para muridnya. Tak hanya soal penampilan, baik dari segi pakaian maupun soal rambut.
Namun, di Yogyakarta ada sekolah unik yang berbeda dari sekolah pada umumnya. Yakni membolehkan siswanya tidak berseragam dan berambut gondrong.
Sekolah tersebut adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Kolese De Britto, salah satu sekolah Katolik yang berdiri sejak tahun 1948 di Jalan Laksda Adisucipto 161, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
SMA Kolese De Britto memang menjadi salah satu sekolah favorit di DIY. Memasuki tahun ajaran baru 2022-2023, sekolah ini telah memulai dengan masa pengenalan siswa dengan lingkungan (MPLS) bagi kelas X. Sementara untuk kelas XI dan XII sedang mengikuti Latian Kepemimpinan Dasar di Gunungkidul.
Meski baru memulai tahun ajaran bersama dengan sekolah yang lain, namun ternyata kuota siswa baru untuk kelas 10 telah terisi penuh sejak Januari. Bukan tak beralasan, sebab sekolah ini telah memulai aktivitas pendaftaran sejak September dan Oktober tahun 2021.
Mengenal SMA Kolese De Britto?
Selama ini, SMA Kolese De Britto memang menjadi salah satu sekolah unik, karena banyak siswanya yang gondrong dan hanya mengenakan seragam satu kali saja. Selebihnya siswa bebas mengenakan pakaian apa pun asal rapi.
"Siswa boleh berkaos asal berkerah dan boleh tidak memakai sepatu, tetapi bukan sandal jepit. Boleh sandal sepatu," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Jejaring SMA Kolese De Britto H J Sriyanto.
Pria yang akrab dipanggil Joyo ini mengatakan, saat ini sekolah mereka memiliki 890 siswa yang masing-masing terbagi dalam 5 kelas Matematika dan IPA (MIPA), 3 kelas IPS dan 1 kelas Bahasa. Mereka mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih menekankan membentuk pemimpin pelayanan.
SMA Kolese De Britto memang tidak terlalu ketat dalam aturan terkait dengan atribut menempel. Siswa boleh berambut panjang dan tidak mengenakan sepatu. Siswa boleh gondrong namun tidak boleh diberi warna rambut.
"Gimbal boleh, tetapi gimbal alami bukan gimbal buatan. Pokoknya asal alami maka diperbolehkan, termasuk gondrong mau sepanjang apa pun boleh," katanya.
Kebijakan tersebut bukan tanpa alasan. Karena SMA Kolese De Britto memiliki spirit kebebasan untuk menjadi pribadi yang bebas. Seragam, rambut gondrong sepatu itu hanya atribut hal utama dan bisa dipilih sejauh membantu sampai tujuan.
Kebijakan tersebut ternyata cara sekolah untuk mendidik siswa dalam mengambil keputusan. Apa pun keputusan yang diambil tentu akan membawa konsekuensi dan harus dipertanggungjawabkan, baik kepada diri sendiri ataupun orang lain.
"Pilihan merdeka anak ini mengajarkan siswa untuk membuat keputusan. Selama ini dibutuhkan untuk membangun leadership," ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait