TIDAK ada manusia yang bebas dari dosa, kecuali para Nabi yang bersifat ma’sum. Besar atau kecil, disengaja atau tidak disengaja setiap orang pasti pernah tergelincir dalam dosa.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAWbersabda:
كُلُّ اِبْنِ ادَمِ خَطَّاؤنَ وَ خَيْرُ الْخَطَّاءٍيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
“Setiap anak Adam memiliki kesalahan (dosa), dan sebaik-baik orang yang memiliki kesalahan ialah yang bertaubat”.
(HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Anas bin Malik ra).
Ulama dan Mantan Anggota Komisi Ukhuwah MUI DKI Jakarta, KH Drs Syarifuddin Mahfudz MSi menjelaskan, tobat adalah sarana yang amat penting bagi setiap mukmin untuk mensucikan diri agar tetap berada dalam ridha Allah SWT. Arti harfiyah dari tobat adalah kembali. Artinya menurut istilah adalah kembali dari dosa menuju taat, kembali dari sifat-sifat tercela menuju sifat-sifat terpuji.
Sesuai dengan ciri agama Islam yang mengajarkan umatnya agar selalu berpandangan optimis, konsep tentang taubat mengajarkan kepada setiap Muslim, agar selalu optimis bahwa dosa sebesar apapun pasti akan diampuni Allah SWT apabila yang bersangkutan bertaubat.
Dalam surat Az Zumar 39:53 Allah SWT berfirman:
قُلْ ياَ عِباَدِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُواْ عَلىَ اَنْفُسِهِمْ لا َتَقْنَطُواْ مِنْ رَحْمَةِ الله اَنَّ اللهَ يَغْفِرَ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
“ Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait