JAKARTA, iNews.id - Artis Marshanda berbagi cerita saat menjalani terapi ketamin di Amerika Serikat. Ketamin atau obat kuda itu dia konsumsi sebagai bagian untuk membantu dirinya yang mulai mengurangi mengkonsumsi obat bipolarnya.
Perempuan 32 tahun tersebut mengungkapkan kisahnya baru-baru ini secara gamblang pada Maia Estianty di YouTube pribadinya.
"Aku kalau enggak salah pernah dengar, ketamin itu pada dasarnya adalah obat untuk kuda, iya enggak sih?" ujar Maia di YouTube Maia ALELDUL TV.
Mendengar pernyataan itu, Marshanda menjelaskan apa itu ketamin yang digunakannya sebagai terapi bipolar. "Oh iya benar. Aku juga baca-baca memang iya untuk kuda. Iya, benar banget," kata Marshanda.
Dia pun mengatakan kepada Maia bahwa di Amerika Serikat itu sudah banyak yang meresepkan obat itu untuk terapi masalah depresi.
"Jadi, sudah banyak di US yang mengeksekusi, dokter, klinik, atau psikiater, untuk treatment pakai itu (ketamin) untuk orang-orang yang punya depresi," kata Marshanda.
Menurut laman kesehatan Webmd, ketamin pertama kali dipakai di Belgia pada 1960-an sebagai obat anestesi untuk hewan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pun menyetujuinya sebagai obat bius untuk manusia pada 1970.
"Obat itu digunakan dalam merawat tentara yang terluka di medan perang selama perang Vietnam," terang laman kesehatan tersebut, dikutip iNews.id Jumat (29/10/2021).
Tak seperti anestesi lainnya, ketamin diketahui tidak memperlambat pernapasan atau detak jantung, sehingga pasien tidak perlu menggunakan ventilator selama terapi diberikan.
Di beberapa kasus, ketamin dalam kondisi darurat boleh diberikan kepada individu yang merasa gelisah pasca diselamatkan dari upaya percobaan bunuh diri.
"Seseorang mencoba melompat dari jembatan dan mereka memberinya ketamin di ambulans untuk menenangkan dan 9 bulan kemudian dia berkata 'Saya tidak merasa ingin bunuh diri lagi selama 9 bulan menggunakan ketamin'," terang laporan tersebut.
Lalu bagaimana ketamin bekerja di dalam tubuh? dr John Krystal, MD seorang kepala psikiatri di Yale-New Haven Hospital dan Yale School of Medicine di Connecticut mengatakan, ketamin dapat menghasilkan perasaan tidak nyata, distorsi visual pun sensorik, perasaan terdistorsi tentang tubuh seseorang, pemikiran dan keyakinan sementara yang tak biasa, dan perasaan euforia.
Setelah seseorang menenggak ketamin, efeknya terasa pada 2 jam berikutnya. Menjadi catatan di sini, ada risiko yang mungkin dialami seseorang yang menggunakan ketamin, seperti ketidaksadaran, tekanan darah tinggi, dan pernapasan yang sangat lambat. Keluarga TKI Korban Pembunuhan di Malaysia Minta Pelaku Ditangkap
"Obat tersebut juga dapat menyebabkan masalah jangka panjang seperti bisul dan nyeri pada kandung kemih, masalah ginjal, sakit perut, depresi, dan memori yang buruk. Efeknya akan menjadi lebih buruk jika Anda kecanduan alkohol atau menggunakan obat tidak sesuai anjuran profesional," kata dr Krystal.
"Terapi ketamin akan bekerja lebih baik pada mereka yang mengalami depresi namun belum pernah menjalani terapi obat apapun sebelumnya. Artinya, jika ketamin dipakai pertama kali dalam mengatasi depresi, itu memberikan hasil yang lebih baik," katanya lagi dr Krystal.
Editor : Arbi Anugrah