GROBOGAN, iNewsPurwokerto.id – Sebuah video di media sosial viral yang menunjukkan seorang anak perempuan (BL) memukul kakeknya (70) dengan sapu. Selain itu, BL juga menendang sepeda yang terparkir di teras rumah. Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan yang kemudian mengundang rasa simpati.
Pada video tersebut, BL mengambil sapu dan memukul kaki kakeknya untuk segera pergi mengamen. Namun sang kakek tetap diam di kursi sambil menunjukkan sandalnya yang putus.
Setelah dimarahi cucunya tersebut, Mbah Suparjo berjalan meninggalkan rumah. Kejadian ini viral setelah tetangganya merekam karena kasihan terhadap perilaku BL. Berharap kejadian tersebut dapat dilihat oleh pemerintah atas kondisi yang terjadi pada Mbah Suparjo yang hanya tinggal berdua dengan cucunya.
“Dia (BL) sering berperilaku kasar terhadap kakeknya karena meminta uang. Namun Mbah Parjo tidak bisa memberi karena tidak bisa bekerja, sehingga membuatnya marah dan berbuat kasar,” kata salah satu tetangga, Harti, Kamis (28/7/2022).
Menurut Harti, BL tinggal dan dirawat oleh kakek dan neneknya sejak lahir, karena orang tuanya meninggalkan BL. Ibu BL sudah meningggal, sedangkan ayahnya mendekam di penjara sejak BL berusia dua tahun karena terjerat kasus pencurian.
Warga menganggap perilaku BL terjadi karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Selain itu, Mbah Suparjo ditinggal mati istrinya tahun lalu, sehingga membuat kondisi keluarganya makin tidak karuan, karena Mbah Suparjo juga sudah tidak bekerja.
Sejak istri Mbah Suparjo meninggal, warga merasa iba dan setiap harinya selalu bergotong royong memberikan makan dan minum kepada keluarga tersebut.
Para warga juga sempat mengadakan penggalangan dana untuk membayar biaya listrik yang Mbah Suparjo. Sementara BL tidak melanjutkan sekolah sejak setahun lalu.
Setelah mengetahui video tersebut viral, Camat Wirosari Kurnia Saniadi datang ke rumah Mbah Suparjo untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Ia kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk memeriksa kondisi fisik dan kejiwaan Mbah Suparjo.
“Kami juga akan membawa (BL) ke psikiater untuk memeriksakan kejiwaannya,” katanya.
Sementara itu, pihak desa akan memfasilitasi dan menanggung seluruh biaya BL agar tetap melanjutkan pendidikan sekolahnya. Warga menjelaskan bahwa Mbah Suparjo hingga kini tidak mendapatkan bantuan sosial PKH, BPNT, maupun BST sejak kematian istrinya setahun lalu.
Editor : Pepih Nurlelis
Artikel Terkait