Kisah Lahirnya SilverQueen, Cokelat Asli Garut yang Didirikan Ming Chee Chuang

Ikhsan Permana SP
Kisah Ming Chee Chuang pendiri SilverQueen, cokelat asli Garut yang mendunia. Foto: IG SilverQueen

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Siapa tak kenal cokelat dengan merek SilverQueen, hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti mengenal produk ini. Namun siapa sangka, jika SilverQueen yang mendunia ini berasal dari Garut, Jawa Barat dan didirikan oleh Ming Chee Chuang.

Kisah Ming dimulai pada akhir 1940-an. Dikutip dari berbagai sumber, Ming adalah pria keturunan Tionghoa berkebangsaan Myanmar. Ia datang ke Indonesia dan tinggal di Garut, Jawa Barat.

Awal ia memulai usaha cokelatnya dengan membeli perkebunan kakao berukuran kecil milik orang Belanda, NV Ceres. Perkebunan tersebut dijual dengan harga murah oleh pemiliknya saat Jepang mulai menjajah Indonesia. Setelah membeli perkebunan itu, Ming tetap mempertahankan nama NV Ceres.

Pada 1950-an, dia mencoba peruntungan dengan membuat cokelat berbentuk batangan. Kemudian, dia mengganti nama perusahaannya menjadi PT Perusahaan Industri Ceres. 

Memproduksi cokelat batangan bukan hal yang mudah. Dia harus menemukan solusi agar coklat tidak cepat meleleh lantaran pengaruh suhu yang tinggi dan iklim tropis di Indonesia.

Pembuatan cokelat batangan di negara tropis memang dinilai sulit karena pada saat itu belum ada teknologi yang mendukung agar bisa menjaga kepadatan cokelat. Namun, Ming akhirnya bisa menemukan solusinya, yaitu dengan mencampurkan cokelat batangan dengan kacang mede dan menamainya dengan SilverQueen.

Namun dia kembali dihadapkan dengan tantangan baru. Pada saat itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai program Banteng. Program ini merupakan program dengan tujuan membina pengusaha pribumi.

Melalui program ini, pengusaha pribumi memiliki fasilitas yang jauh lebih baik dari pengusaha asing. Pemilik perusahaan di Indonesia, 70 persen sahamnya harus dimiliki oleh pribumi atau masyarakat asli Indonesia.

Sebagai pengusaha nonpribumi, Ming tetap gigih mengembangkan perusahaannya. Hasilnya, pada pertengahan 1950-an, dia berhasil melakukan ekspansi ke Bandung.

Tahun 1955 merupakan awal kesuksesan Ming. Saat itu, dia mendapatkan pesanan cokelat yang cukup banyak untuk dihidangkan kepada para tamu yang menghadiri Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung.

Ming pun mendapatkan julukan 'si pembuat cokelat yang enak'. Julukan tersebut disematkan kepadanya karena presiden pertama RI Soekarno memuji cokelat buatannya.

Dia menuturkan, cokelat yang diraciknya tersebut hanya menggunakan bahan dasar sederhana dan tidak ada yang istimewa dari bahan tersebut. Namun, dia mengandalkan pengalaman dan keahlian khusus yang dipelajari dalam memainkan temperature alat pemanas.

Setelah sukses mengembangkan perusahaannya, Ming mewariskan salah satu perusahaan cokelat tertua di Asia ini kepada anak sulungnya John Chuang yang menjadi CEO dan mengontrol keuangan. Sedangkan adik John, Joseph Chuang mengurus food service dan pabrik.

Melihat potensi yang begitu besar dari perusahaan cokelat tersebut, John akhirnya mendirikan PT Petra Food pada 1984. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis merek cokelat, seperti Delfi, Chunky, Jago, dan meses Ceres. 

Tak hanya cokelat, perusahaan warisan Ming Chee Chuang yang berpusat di Singapura juga memproduksi berbagai biskuit terkenal seperti Ritz, Selamat, Top dan wafer Briko.

Sepanjang 1987 hingga 1989, perusahaannya terus berkembang. Ming juga melakukan ekspansi hingga ke Filipina, Thailand, dan Jepang.

Itulah kisah perjalanan Ming Chee Chuang, pendiri perusahaan cokelat tertua di Asia dengan merek produk SilverQueen.

 

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network