PURWOKERTO, iNews.id - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan bantuan teknologi tepat guna untuk kelompok tani di Dusun Cilombang, Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Banyumas. Bantuan itu berupa peralatan pencetak oyek dan rumah pengering oyek.
Menurut peneliti Unsoed Purwokerto Andi Ali Said Akbar bantuan peralatan itu diberikan, karena daerah setempat merupakan penghasil oyek. Oyek adalah makanan khas Banyumas sebagai pangan alternatif pengganti nasi berbahan baku singkong.
“Salah satu daerah penghasil oyek di Banyumas adalah Dusun Cilombang, Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Banyumas. Hampir seluruh warga dusun memiliki lahan singkong dan diproduksi menjadi oyek. Namun, masalahnya, proses pengeringan sampai pencetakan oyek masih dilakukan secara manual,”ujar Ali pada Rabu (10/11)
Dengan demikian, lanjut Ali, pihak Unsoed menggandeng BRIN untuk memberikan bantuan teknologi tepat guna untuk masyarakat setempat. “Ada dua alat yang dikembangkan yakni rumah pengering serta peralatan pencetak oyek. Kedua alat ini telah diujicobakan dan ternyata sangat bermanfaat bagi masyarakat,”katanya.
Menurutnya, teknologi tepat guna tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kuanititas maupun kualitas produksi. “Kami berharap, dengan adanya alat itu, produksi oyek dari Cilombang tidak hanya dikonsumsi sendiri, melainkan juga dapat dijual di pasar-pasar modern. Dengan peralatan itu, petani singkong juga bisa memproduksi oyek yang mirip dengan nasi,”ujar Ali.
BRIN bersama Unsoed juga memberikan pelatihan pemasaran terutama marketing online serta mengenalkan akses-akses permodalan yangb mudah. Dua kelompok yang diberi pelatihan yakni Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Wangi dan Kelompok Tani Sido Rukun. Kelompok inilah yang bakal mengelola peralatan bantuan BRIN dan Unsoed.
“Ada puluhan warga yang tergabung dalam dua kelompok tani tersebut. Tidak hanya bapak-bapak saja, melainkan juga ibu-ibu,”kata dia.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dusun (Kadus) Cilombang, Suwarno, mengatakan bahwa bantuan peralatan dari BRIN dan Unsoed sangat membantu warga. “Selama ini semua dikerjakan secara manual. Misalnya untuk pengeringan, kami sangat menggantungkan pada sinar matahari. Namun dengan adanya rumah pengering, maka saat sekarang tidak hanya menggantungkan panas matahari saja, melainkan bisa di rumah pengering,”jelas dia.
Dia menjelaskan, rumah pengering yang menggunakan elpiji 3 kg tersebut memiliki kapasitas 4 karung atau sekitar 2 kuintal singkong. Sehingga bagi warga di sini akan lebih cepat dalam memproses singkong menjadi oyek.
Selain itu, para petani singkong juga memperoleh bantuan alat pencetak oyek. Sebelum ada peralatan tersebut, warga di sini menumbuk. Tetapi dengan adanya alat pencetak oyek, maka sangat membantu petani, tidak perlu menumbuk lagi. “Peralatan ini jelas-jelas sangat berguna bagi kami. Karena tidak lagi melakukan secara manual,”ujarnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait