Event Kesenian Jawa Purba Jadi Ikon Baru Gelaran Seni di Purbalingga

Elde Joyosemito
Pagelaran Kesenian Jawa Purba pekan lalu. (Foto Dok Panitia)

Batu Punden itu kini masih ada di pinggiran sungai dengan bentuknya yang seperti meja altar .  


Pagelaran seni di Desa Sidareja. (Foto Dok Panitia)
 
Tempat kedua “Petilasan Watu Jaran” merupakan petilasan dari Raden Sukma Wijaya salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro yang saat itu kalah dalam peperangan dan beliau bersembunyi di Desa Sidareja. 

Dalam persembunyiannya akhirnya beliau melakukan “hening” di atas batu bersoleh dan juga jaran atau kuda yang ditungganginya ini selalu ada disisinya dengan menempatkan tali pengendalinya di sebuah batu, yang saat ini dikenal dengan watu Jaran. 

Tidak hanya sosoknya yang dikatakan sakti tetapi kudanyapun dipercaya juga memiliki kesaktian. Hal ini dibuktikan oleh seorang lurah yang berkuasa 39 tahun lamanya dan selalu menang dalam pertandingan kuda di kota Purbalingga .

Tempat yang ketiga adalah Makom Kyai Mbah Hasan Toyib merupakan tokoh islami yang melakukan penyebaran islam pertama kali di desa ini. 

Sementara tarian kolosal Kemenangan Jawa Purba oleh Gianta Arum menjadi akhir dari napak tilas yang sangat semarak dan diperindah dengan penampilan puluhan pemuda Sidareja  didalam Grup ini. 

Kesenian Jawa Purba menyuguhkan pemandangan pedesaan yang elok nan sejuk dan beberapa sudut desa menjadi berbeda dengan kain putih yang menghiasi kanan dan kiri jalan bahkan pohon pohon juga terbalutkan dengan kain putih, di mana dalam Jawa warna putih melekat dengan makna kebersihan, kesucian, kepolosan, keluguan, kejujuran, pemaaf, cinta dan terang. 

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network