Titut menjelaskan, alasan upacara cowongan masih dilestarikan, agar anak muda zaman sekarang dapat dengan cerdas membaca alam sebagai media belajar dalam nilai kehidupan. Selain itu juga bangga terhadap leluhur.
"Meskipun pada zaman dahulu belum ada pendidikan dan pemuka agama, namun para leluhur kita sudah mengenal cara berkomunikasi dengan sesama, alam, dan Sang Pencipta. Dari kebersamaan yang tercipta dalam acara tersebut dapat menimbulkan nilai kebahagiaan dan kemuliaan antar sesama," ungkapnya.
Pada video tersebut, Titut menjelaskan beberapa rangkaian Upacara Cowongan di Banyumas, yaitu sebagai berikut:
1. Upacara Cowongan dilakukan dengan seni pertunjukkan dari berbagai pelaku seni yang didukung oleh pernak-pernik hasil bumi.
2. Para petani dan rombongan arak-arakan membawa boneka Cowongan dengan bidadari yang dipandu sebagai gambaran utusan dewa yang nantinya akan menurunkan air hujan.
3. Sampai di lapangan, upacara pertunjukkan diawali oleh hiruk pikuk orang sebagai tanda kehidupan.
4. Pertunjukkan di lapangan dibawakan oleh orang tua yang kebingungan mencari hasil pertanian yang tidak ada akibat kemarau panjang.
Editor : Pepih Nurlelis
Artikel Terkait