"Bus saya satu kali keluar garasi Padang Panjang ke Jabodetabek atau Bandung hingga kembali lagi butuh waktu 48 jam dikalikan dua. Terbayang dong penggunaan bannya? Sekarang dengan kenaikan (harga BBM) ini lengkaplah. Ban dan BBM sangat vital dalam operasional bus," kata dia.
Senada, Ketua DPC Organda Jepara, M. Iqbal Tosin mengatakan, saat ini pengusaha bus dalam posisi mempertahankan usahanya di fase kedua pascapandemi Covid-19. Lolos dari pandemi, kini perusahaan bus masih harus putar otak dengan segala kenaikan dan kelangkaan suku cadang.
"Kami mau tak mau menaikkan harga Rp30.000 untuk keberangkatan Sabtu (3 September) sore dan malam, sementara keberangkatan hari Minggu tanggal 4 September ini kami berharap pelanggan bisa memaklumi kenaikan Rp50.000," tuturnya.
Iqbal berharap pemerintah mengurai masalah yang mereka hadapi dalam operasional sehari-hari. Kenaikan harga BBM, kata dia, mungkin tak bisa dihindari, tetapi kelangkaan dan naiknya harga suku cadang perlu diperhatikan pemerintah.
Dia menegaskan, sebelum ada kebijakan kenaikan BBM pun, koleganya sesama pengusaha bus sudah mengeluhkan kelangkaan solar di sejumlah daerah.
"Yang saya khawatir, setelah BBM naik, akan ada kenaikan-kenaikan lainnya yang menyusul. Biasanya kan begitu" ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait