Pernah belajar di Rheinisch Westfalische Technische Hochschule, Jerman, Habibi juga bekerja di sebuah perusahaan penerbangan Jerman bernam Messerschmitt-Bolkow-Blohm. Di bidang teknologi, Habibie memiliki julukan sebagai ‘Mr Crack’.
Pada awal 1960-an, kecelakaan pesawat kerap terjadi karena masalah pada konstruksinya. Maka dari itu Habibie mengembangkan teori perambatan retak sebagai solusinya.
Dari teori ini, titik retak bisa diprediksi lebih awal. Sehingga dapat menghasilkan pesawat yang lebih aman dan, konstruksi pesawat juga menjadi lebih cepat karena pengujian dapat dilakukan dengan singkat.
3. Warsito Purwo Taruno
Dalam sejarahnya, Warsito Taruno juga memiliki penemuan yang mendunia. Namanya adalah Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT).
Dikutip dari situs Badan Kepegawaian Negara (BKN), Pria kelahiran 15 Mei 1967 ini menyelesaikan studi S1 dan S2 di Jurusan Teknik Kimia Shizuoka University serta S3 jurusan Teknik Elektro di Perguruan Tinggi yang sama.
Penemuannya ini diketahui bisa melacak partikel bergerak secara simultan berkecepatan tinggi dalam mesin reaktor. Tak sampai disitu, di dunia medis, ECVT ini bisa menjadi alternatif sistem pemindaian bebas radiasi, deteksi kelainan fisiologis dalam payudara dan otak yang disebabkan tumor, epilepsy, serta disfungsi otak lainnya.
Atas penemuannya ini, Warsito Purwo Taruno mendapat penghargaan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) pada tahun 2015.
Itulah tiga penemu asal Indonesia yang Karya temuannya di akui dunia. Semoga informasi ini bermanfaat.
Artikel ini telah tayang di SINDOnews dengan judul "3 Penemu Asal Indonesia yang Namanya Mendunia, Karyanya Tak Kalah Hebat".
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait