PURWOKERTO, iNews.id - Puluhan Warga Desa Banjarsari, Kecamatan Ajibarang, Banyumas Selasa (14/12/2021) malam geger. Mereka mempertanyakan uang dugaan hasil investasinya pada seseorang wanita berinisial A dengan total mencapai Rp 5 miliar tak kunjung kembali.
Berdasarkan pantauan iNews Purwokerto, puluhan warga Desa yang diduga menjadi korban tampak berkumpul sambil mendata siapa saja yang ikut dalam investasi bodong tersebut. Dari hitungan sementara sekitar 32 warga, ada yang menginvestasikan uangnya berkisar dari Rp 6 juta hingga Rp 2,2 miliar.
Menurut salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan jika model investasi bodong tersebut mengajak warga untuk membeli sejumlah uang untuk mendapatkan nilai uang yang lebih besar.
Biasanya, A akan memposting nilai nominal angka yang dapat dibeli warga tersebut melalui status media sosialnya. Warga yang terpancing akhirnya membeli dengan cara menyetorkan uang tersebut.
"Jadi misal dia pasang status, beli Rp 6 juta nanti dapat uang Rp 8 juta dalam waktu seminggu. Akhirnya orang tertarik dan transfer, ada juga yang cash," ujar warga tersebut.
Status mengajak investasi untuk mendapatkan uang lebih. (Foto : Aryo Rizqi).
Berkembangnya uang yang diinvestasikan dalam waktu seminggu untuk mendapatkan nominal keuntungan lebih tersebut sangat menggiurkan warga desa. Hingga akhirnya, sejak setahun terakhir mereka ikut dalam kegiatan tersebut untuk menginvestasikan uangnya.
"Sudah setahun ini berjalan, dan memang dapat, dan saya juga sudah menikmati hasilnya. Hanya saja seminggu terakhir ini seperti macet, tidak ada warga yang dapat uang setelah kita setor," ucapnya.
Warga yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengaku menyetorkan uang usahanya pada hari Minggu (12/12) kemarin. Dirinya mengaku bingung, karena uang tersebut akan digunakan untuk keperluan dagang.
Tak ada hitam diatas putih atau perjanjian apapun dalam kegiatan tersebut, hanya kepercayaan antar warga saja yang digunakan untuk bisa mengumpulkan uang tersebut.
Dia menjelaskan jika para peserta yang sudah lama mengikuti kegiatan tersebut biasanya menginvestasikan uangnya dengan nominal lebih besar yang nilainya mencapai ratusan juta hingga miliaran. Sementara peserta yang baru ikut akan mendapatkan hasilnya setelah mengikuti sekitar dua Minggu kegiatan tersebut berjalan.
"Kalau peserta yang lama-lama itu dulu pas awal awal dapatnya setelah 2 Minggu, jadi di Minggu ketiga mereka baru bisa dapat. Tapi yang baru baru ini hanya seminggu dan di Minggu kedua baru pada dapat. Yang jadi masalah, sudah seminggu ini macet, tidak ada kabar," jelasnya.
Sementara menurut warga lainnya yang juga tidak ingin disebutkan namanya mengaku biasanya dia menyetorkan uang tersebut dengan nominal kecil antara Rp 2 juta hingga Rp 8 juta. Namun dalam Minggu Minggu terakhir ini, kegiatan tersebut terlihat mulai tidak lancar.
"Tadinya bener, investasi nya fiktif tidak ada, kalau secara logika memang tidak masuk. Jadi ibaratnya ada orang butuh untuk bayar kuliah anaknya, jual Rp 10 juta dapat Rp 15 misalnya, itu untuk seminggu yang akan datang. Sudah banyak yang dapat, karena sudah berjalan setahun. Nanti kalau sudah dapat ditawarkan lagi, mba hari ini ada yang mau jual, mau diambil uangnya atau buat beli lagi," ucapnya.
"Jadi beli uang, kesananya dapat uang lebih, kita stornya ke orangnya, ada yang transfer juga, orang sini saja, jadi warga pada percaya. Yang ikut banyak, ratusan lebih mungkin, sementara baru terdata 32. Kalau aku ikut yang kecil kecil, Rp 2 juta dan Rp8 juta pernah dapatnya Rp 11 juta. Yang menggiurkan keuntungan, karena lancar, mulai tidak lancar Minggu Minggu ini," jelasnya.
Sementara menurut Kapolsek Ajibarang AKP Wawan Dwi Leksono saat dihubungi membenarkan jika ada keramaian warga Desa Banjarsari terkait permasalahan tersebut. Bahkan, A yang diduga sebagai pengumpul uang tersebut sempat diamankan untuk dimintai keterangan.
"Iya bener, tapi kan kami tanya mana buktinya, belum ada yang bisa menunjukkan semua. Iya memang kita amankan (diduga pelaku pengumpul uang) dulu aja, tapi belum bisa ngasih keterangan lebih," ujarnya.
Dia menjelaskan jika saat ini pihaknya masih meminta keterangan kepada A yang diduga mengumpulkan uang warga untuk dikembangkan tersebut.
"Itu kan baru informasi, belum jelas semuanya, kita kumpulkan data data dulu, masih dimintai keterangan dulu," tutupnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait