Keliling di TPA BLE, Menteri LHK Catat yang Diterangkan Bupati Banyumas

Elde Joyosemito
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein berkeliling ke TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi (BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas pada Minggu (8/1/2023). (Foto: iNewsPurwokerto)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein berkeliling ke TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi (BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas pada Minggu (8/1/2023) sore.

Menteri mendengarkan apa yang disampaikan oleh Bupati mengenai TPA BLE. Demikian juga saat mendengarkan paparan bos Greenprosa Arky Gilang Wahab saat menerangkan budi daya magot.

Setiap Bupati Husein memberikan paparan, Siti Nurbaya tampak mencatat. ADa kertas dan pena. Ada beberapa catatan yang ditulis dengan tangannya.

Usai berkeliling dan mendengarkan paparan dari Bupati Husein, Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan Banyumas bisa menjadi contoh dalam menangani sampah. Bahkan, setelah berkeliling di TPA BLE, Siti Nurbaya bakal mereplikasi ke daerah-daerah lainnya. 

“Kita akan coba untuk mereplikasi penanganan sampah Banyumas ini,”jelasnya.

Nurbaya berkeliling mulai dari tempat dan peralatan pemilahan sampah, penanganan sampah organik dengan budi daya magot serta pengolahan sampah plastik menjadi refused derived fuel (RDF). 

“Di sini, kami melakukan pengecekan, bagaimana langkah-langkah menangani sampah. Kami melihat dari segala aspek. Mulai dari volume sampah, jumlah tenaga kerja yang terserap sampai pada peningkatan nilai tambah,”jelas dia.

Yang paling penting, lanjutnya, adalah sampah bisa diselesaikan. Sehingga Banyumas dapat menjadi contoh dan programnya bisa direplikasi ke seluruh Indonesia.

“Tetapi yang paling penting adalah sampahnya bisa diselesaikan. Jadi, kita mau cek juga hal-hal apa saja yang dapat dicontoh dari Banyumas,”kata dia.

Sementara Bupati Banyumas Achmad Husein memaparkan mengenai penanganan sampah yang dilakukan di TPA BLE. Sampah yang masuk ke TPA BLE sebetulnya merupakan residu yang dihasilkan oleh tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST).

“Meski ada TPST, namun sebagian masih ada residu. Sehingga residu masuk ke TPA BLE,”jelasnya. Bupati menjelaskan bahwa sampah anorganik bisa diproses menjadi RDF. Sebagian sampah plastik yang tidak masuk proses RDF, masuk mesin pirolisis. Ada juga sampah plastik yang kemudian diproses menjadi batako. 

“Kalau sampah organik, menjadi pakan magot. Karena di sini juga ada budi daya magot untuk mendekomposisi sampah. Sampah yang telah didekomposisi magot, menjadi pupuk, namanya kasgot atau bekas magot,”paparnya.

Menurutnya, sampah di Banyumas tidak ada yang tersisa, karena semuanya dapat diolah. Sehingga, saat sekarang Banyumas sudah tidak lagi mempunyai landfill atau TPA secara terbuka.

Sementara Kepala TPA BLE Edi Nugroho mengatakan pihaknya menerima 12-16 dump truk atau sekitar 40-50 ton residu sampah.

“Tiap harinya, ada 12-16 dump truk residu yang masik ke TPA BLE. Residu dikirim oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola TPST. Dari pemrosesan di TPST masih ada residu, kemudian masuk ke sini, dan kami proses,”kata dia.


 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network