Matahari kemudian akan mulai menggabungkan helium yang tersisa dari fusi hidrogen menjadi karbon dan oksigen, sebelum akhirnya runtuh ke intinya. "Pada saat itu matahari akan menyusut seukuran bumi dan jauh lebih panas dan nebula akan terlihat hanya sekitar 10.000 tahun, bagi kosmik itu adalah waktu yang sangat singkat," kata Testa.
Testa mengatakan, sampai pada garis waktu ini, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana matahari akan berevolusi menjadi bintang.
"Ini sulit sebelum fusi nuklir dalam massa matahari dapat dihitung," ujarnya. Setelah para astronom dan astrofisikawan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fusi, mereka dapat memperkirakan dampaknya kedepan lebih lengkap. Ini juga bisa ditambah dengan data emisi yang diamati dari beberapa bintang untuk kehidupannya.
"Dengan mengumpulkan banyak informasi berbeda dari banyak bintang yang berbeda, astronom dan astrofisikawan dapat membangun model tentang bagaimana matahari padam dan berevolusi jadi bintang," ujar Testa.
Ini juga akan memberi gambaran kepada ilmuwan tentang berapa umur matahari. Saat ini usia matahari diperkirakan sekitar 4,6 miliar hingga 4,7 miliar tahun yang diperkuat dari penanggalan radioaktif dari meteorit tertua yang diketahui. Berkat pengetahuan ini, para ilmuwan kini memiliki pemahaman yang baik tentang kapan cahaya matahari akan memudar dan padam.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait