Saat umurku 30 tahun:
“Susah sekali aku setuju dengan ayah, mungkin saja kakekku dulu capek ketika ayahku muda..“
Saat umurku 40 tahun:
“Ayahku telah mendidikku dalam kehidupan ini dengan banyak aturan, dan aku harus melakukan hal yang sama..”
Saat umurku 45 tahun:
“Aku bingung, bagaimana ayahku dulu mampu mendidik kami semua..?”
Foto: Freepik
Saat umurku 50 tahun:
“Memang susah mengatur anak-anak, bagaimana capeknya ayahku dulu dalam mendidik kita dan menjaga kita..?”
Saat umurku 55 tahun:
“Ayahku dulu punya pandangan yang jauh, dan telah merencanakan banyak hal untuk kita, ayah memang orang yang istimewa dan penyayang..”
Saat umurku 60 tahun:
“Ayahku adalah orang yang paling hebat..”
Lingkaran perjalanan ini menghabiskan waktu 56 tahun untuk kembali ke titik semula di umur 4 th, saat kukatakan:
*“Ayahku adalah orang yang paling hebat..”
Maka hendaklah kita berbakti kepada orang tua kita sebelum kesempatan itu hilang.
Dan hendaklah kita berdo’a kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita lebih baik dalam bermu’amalah dengan kita melebihi mu’amalah kita dengan orang tua kita.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait