"Hewan itu harus mengepakkan sayapnya untuk menghentikan dan memperlambat penurunannya sebelum mendarat dengan kaki belakangnya dan melompat sedikit. Kemudian dia meletakkan kaki depannya, mengambil posisi meluruskan dirinya, dan berjalan pergi," kata Padian.
Pengetahuan tentang Pterosaurus didasarkan pada ratusan fosil yang ditemukan di Texas modern. Sedangkan bukti untuk gaya pendaratan dan berjalan yang tidak konvensional ini juga berasal dari jejak fosil yang sebelumnya ditemukan di Prancis.
Ketika di tanah, para ilmuwan mengatakan, makhluk itu akan menggunakan paruhnya yang 'seperti sumpit' untuk menangkap dan menelan ikan, invertebrata, dan amfibi kecil dari air, seperti bangau.
Analisis pertama yang tepat dari tulang-tulang kecil yang ditemukan di situs Texas juga mengungkapkan spesies yang lebih kecil dan baru diidentifikasi, yaitu Q. lawsoni. Spesis ini memiliki lebar sayap sekitar 4,5 meter (hampir 15 kaki).
Ada perbedaan signifikan dari pterosaurus yang lebih besar, termasuk dalam struktur tengkorak dan tulang belakang. Setelah menguasai langit selama jutaan tahun, Pterosaurus musnah bersama dengan dinosaurus lainnya.
Melalui analisis fosil yang cermat, para ilmuwan dapat menghidupkannya kembali sampai batas tertentu. “Reptil terbang purba ini legendaris, meskipun sebagian besar konsepsi publik tentang hewan itu artistik, bukan ilmiah,” kata Padian.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait