Ketika itu, Buya Hamka yang diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat membuat Hamka dan keluarganya pindah ke Medan. Pada posisi pimpinan redaksi ini kerap membuat Hamka berbenturan dengan penjajah Belanda dan Jepang karena tulisannya tentang perjuangan Bangsa Indonesia, hingga akhirnya kantor majalah Pedoman Masyarakat ditutup karena dianggap berbahaya.
Usaha Buya Hamka dengan melakukan pendekatan pada Jepang malah dianggap sebagai penghianat bangsa hingga akhirnya Hamka dimusuhi. Bahkan, fitnah yang didapatkan Buya Hamka, membuat dirinya harus mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
"Bagaimana dakwah dengan menulis, dakwah dengan media dan ini yang bisa kita transfer di kehidupan saat ini, bahwa dakwah harus sesuai dengan perkembangan zaman dan itulah yang dibangun oleh Buya Hamka, dengan tidak sekedar ceramaah tetapi juga kemampuan menulis, itu yang jarang kita temui, kebanyakan kita hanya pintar ceramah tapi tidak pintar menulis. Kalau beliau, pintar menulis, pintar ceramah dan pintar berfikir," lanjut Kyai Tafsir.
Sementara menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jebul Suroso mengatakan bagaimana model dakwah yang dikembangkan Buya Hamka sangat keren. Bagaimana sebuah tulisan bisa merubah mindset, roman itu bisa mengoyak perasaan, hati dan semangat untuk bisa berjuang.
"Ini keren karena kita ingin menghidupkan Buya Hamka baru melalui pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Purwokerto," ujarnya.
Upaya yang telah dilakukan UMP untuk dapat menghidupkan Buya Hamka baru di kampusnya adalah dengan pembelajaran karakter yang dibangun, ada juga semangat literasi yang kembangkan. Termasuk progam studi yang mendukung dan semangat membangun karakter bangsa yang menjadi semangat universal perguruan tinggi Muhammadiyah.
"Sejak Kyai Dahlan dan juga Hamka, tampaknya bagaimana dinamika perjuangan ternyata sampai difitnah dan sebagainya, ini merupakan pesan moral kepada kita bahwa saat kita memperjuangkan sesuatu, itu tidak mulus dan Hamka membuktikan dengan karakternya, dia bisa kita kenang sebagai tokoh besar perserikatan Muhammadiyah," ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait