Bongkar 1,2 Ton Ganja, Iptu Rheditya Alfa Wakili Indonesia Raih Penghargaan dari ILEA di Amerika

Arbi Anugrah
Iptu Rheditya Alfa Hendy meraih penghargaan International Law Enforcement Academy (ILEA) Day Award 2023 di Washington DC, Amerika Serikat pada 24-26 April lalu. Foto: Dok Iptu Rheditya Alfa Hendy

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Terbongkarnya kasus peredaran narkoba jenis ganja seberat 1,2 ton beberapa waktu lalu oleh Polres Metro Jakarta Barat sempat menyita perhatian dunia. Penyelidikan yang dilakukan selama 8 bulan itu membawa Iptu Rheditya Alfa Hendy meraih penghargaan International Law Enforcement Academy (ILEA) Day Award 2023 di Washington DC, Amerika Serikat pada 24-26 April lalu.

Lulusan Akpol 2016 yang pernah bertugas di Polresta Cilacap dan kini menjadi Kanit Timsus 3 Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat ini menjadi satu-satunya Bayangkara Indonesia yang mewakili Asia Tenggara dalam hal pengungkapan kasus peredaran narkoba. Iptu Rheditya berangkat bersama Kompol Pandu Winata, Personel Polda Sumut yang berhasil mengungkap kasus Krimsus Tindak Pidana Hak atas Kekayaan Intelektual.


Suasana pemberian penghargaan International Law Enforcement Academy (ILEA) Day Award 2023 di Washington DC, Amerika Serikat. Foto: Dok Iptu Rheditya Alfa Hendy

 

Lulusan PTIK 2020 yang mendapatkan promosi ke Polda Metro Jaya ini mengatakan jika kandidat yang terpilih sebelumnya telah melalui proses pemeriksaan ketat yang dilakukan pemerintah AS. Hal ini untuk memastikan jika kandidat yang terpilih tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan eksploitasi seksual.

Pengumuman pemberian penghargaan ILEA Day Award 2023 ini disampaikan melalui Surat dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta kepada Kepala Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Republik Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Krishna Murti.

"Setelah kami disurati, kami dipanggil ke Mabes Polri, terus kami diberikan pengarahan dari Kadiv Hubinter Irjen Pol Krisna Murti. Beliau menyampaikan semoga berangkat ke sana jangan sampai buat malu, karena setelah sekian lama akhirnya Indonesia bisa ngirim," kata Iptu Rheditya Alfa Hendy saat dihubungi iNewsPurwokerto.id, Selasa (23/5/2023).

Menurut Iptu Rheditya Alfa Hendy, Indonesia sendiri sudah 9 tahun tidak lulus seleksi ajang International Law Enforcement Academy. Di mana proses seleksi dan pemilihan terhadap pada kandidat dari berbagai negara di dunia dilakukan langsung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Amerika Serikat.

"Selama 28 tahun diadakan itu (ILEA), sudah 9 tahun terkhir itu Indonesia tidak pernah ngirim, tidak pernah lulus seleksi pastinya," ujarnya.

Iptu Rheditya terpilih berangkat ke Washington untuk menerima penghargaan terkait penyelidikan atau penyidikan yang luar biasa kasus narkoba jenis ganja seberat 1,2 ton. Dalam ajang ILEA Day Award 2023, Polres Metro Jakarta Barat dan Polda Sumut mendapatkan penghargaan dalam kategori 'Outstanding Operational Success'.

"Selama 9 tahun tidak pernah lulus seleksi, karena yang memilih langsung dari Kemenlu Amerika, dan itu sebenarnya bukan hanya Polisi saja, jadi segala macam penegak hukum harusnya bisa ikut mewakili. Salah satu contoh perwakilan dari Kazakstan itu yang dikirim semacam BNN-nya, tahun kemarin dari Filipina ada bea cukainya, segala yang bergerak di sektor penyidikan," ucapnya.

ILEA adalah akademi pelatihan Internasional yang memiliki tujuan membangun kapasitas mitra peradilan pidana asing serta memperkuat kemitraan peradilan pidana yang ada di seluruh dunia. Setidaknya kurang lebih ada sekitar 40 negara dari seluruh dunia yang lulus seleksi dengan tiga kategori penghargaan, yakni 'Outstanding cooperation with U.S partners', 'Outstanding cooperation with regional partners', dan 'Outstanding operational succes'.


Iptu Rheditya Alfa Hendy meraih penghargaan International Law Enforcement Academy (ILEA) Day Award 2023 di Washington DC, Amerika Serikat pada 24-26 April lalu. Foto: Dok Iptu Rheditya Alfa Hendy.

 

"Dari tiga kategori, yang banyak itu yang kerjasama dengan corporation dengan Amerika, mereka jumlahnya lebih banyak dibandingkan kami-kami yang outstanding operational succes. Kami tidak sampai 8 orang mungkin," ujarnya.

Atas penghargaan yang didapat tersebut, Iptu Rheditya mengaku sangat bangga dapat mewakili Indonesia dalam ajang Internasional. Sebab, penghargaan yang ia dapat berkat prestasi mengungkap kasus peredaran ganja 1,2 ton yang penyidikannya dilakukan selama 8 bulan.

"Perasaannya senang dan bangga bisa mewakili Indonesia, karena berkat doa orang tua, dukungan dari teman-teman dan kantor akhirnya kami bisa berangkat dan membawa nama harum Indonesia dan benar benar tanpa di duga-duga," ungkapnya.

 

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network