PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Museum Virtual Ahmad Tohari berkolaborasi dengan komunitas Diwaca atau Baca Bareng Purwokerto mengelar kegiatan Dramatic Reading dan Bincang Karya Ahmad Tohari di Praketa Coffeshop & Creative Hub, Purwokerto, Kamis (15/6) malam. Kegiatan tersebut sebagai apresiasi terhadap cerita pendek (cerpen) Ahmad Tohari yang berjudul Jasa Jasa Buat Sanwirya.
"Kita itu mencoba menghargai maestro sastra Ahmad Tohari yang kemarin bertepatan tanggal 13 Juni dia berulang tahun ke -75 tahun, lalu kita ingin mengakrabkan sastra, salah satunya yang di tulis oleh penulis Banyumas itu kepada anak muda. Apresiasi itu dengan membacakan dan memaknai pesan pesan di karya sastra yang ditulis maestro Ahmad Tohari, terutama cerpen Jasa Jasa Buat Sanwirya," kata Produser Museum Virtual Ahmad Tohari, Abdul Aziz Rasjid, Jumat (16/6/2023).
Menurut Aziz, dipilihnya cerpen Jasa Jasa Buat Sanwirya, karena itu merupakan awal tonggak kepenulisan Ahmad Tohari yang mendapatkan apresiasi dari Radio Nederland di tahun 1975.
"Dia (Ahmad Tohari) menjadi pemenang harapan Sayembara Kincir Emas cerpen dalam bahasa Indonesia di Radio Nederland. Jadi itu seperti karya di masa masa awal kepenulisan pak Tohari yang kemudian mendapatkan apresiasi dari Radio Nederland," ujar Aziz.
Cerita pendek Jasa Jasa Buat Sanwirya itu dibacakan oleh Teguh Wage, seorang aktor teater yang berperan sebagai Dramatic Reading karya Ahmad Tohari. Karya tersebut kemudian dimaknai oleh Adinda Rizkijati Pangestika, seorang bookstragam dan aktivis literasi dari komunitas Diwaca Purwokerto.
"Beberapa orang akhirnya cukup penasaran dengan ketenaran Ahmad Tohari dan selama ini yang mereka tahu Ahmad Tohari hanya dari novel Ronggeng Dukuh Paruk. Jadi mereka akhirnya dapat informasi, bahwa Ahmad Tohari itu juga menulis cerita pendek, menulis esai, melukis. Jadi temen temen melihat beberapa sisi yang lain dari Ahmad Tohari yang selama ini baru mereka kenal," ucapnya.
Sementara menurut Adinda, kegiatan ini merupakan pengalaman pertama dirinya untuk melihat dari sisi pribadi mengenai karya maestro sastra Ahmad Tohari di hadapan publik.
"Sempat khawatir bagaimana kalau saya nangkapnya B, tapi sebetulnya penulis ingin menyampaikan A. Tapi saya coba memberanikan diri, lagipula menyampaikan suatu pandangan kan tidak ada benar-salahnya, dan jujur saya lega banget, forum semalam semuanya sangat terbuka dengan pandangan satu orang dengan lainnya," kata Adinda.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait