Cerita Porter Stasiun Saat Pandemi, Pendapatan Menurun Drastis

Bayu Sasongko
Porter sedang membawakan barang milik penumpang di Stasiun Purwokerto.

PURWOKERTO, iNews.id - Menjelang lebaran biasanya menjadi saat-saat yang dinantikan  para porter untuk memberikan jasa membawakan barang bawaan milik para penumpang Kereta Api (KA). 

Tapi dengan larangan mudik diterapkan pemerintah, hampir seluruh pendapatan mereka ikut tergilas. 

Salah satunya, Suratman (63). Warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas ini mengaku sudah bekerja menjadi porter sejak sekitar 15 tahun lalu.

Sebelumnya dia bekerja menjadi pedagang asongan di KA, sejak tahun 1981. Meski kini sepi pekerjaan, bersama rekan-rekannya dia tetap setia datang ke stasiun setiap hari. 

"Ya berkurang jauh, biasa kalau ada rame gini bisa sampai Rp 200 ribu- Rp 300 ribu, sekarang cari Rp 50 ribu- Rp 75 ribu saja susah. Semua tergantung penumpangnya, sementara penumpangnya tidak ada. Dapat sih, dapat. Kadang kadang Rp 50 ribu kalau yang kasih agak besar. Kalau penumpang umum paling Rp 15 ribu, menurunnya jauh sekali," ucapnya.

Dia mengatakan, pendapatannya setiap hari terus menurun. Dia berharap pandemi Covid-19 segera hilang, agar kehidupan kembali normal dan ekonomi berjalan baik.

"Dengan pendapatan segitu, saya cukup-cukupkan, jadi saya seadanya saja. Dapat Rp 40 ribu- dapat Rp 50 ribu, kasihkan istri, saya juga bilang sama istri keadaannya begini. Kalau saat lebaran (dahulu) bisa beli apa-apa, karena penumpangnya kan banyak, penghasilan menambah," ungkapnya.

Dia menceritakan saat sebelum menjadi porter, dia sudah terlebih dahulu menjadi pedagang asongan. Namun karena terdapat penertiban pedagang oleh KAI saat itu, dirinya diminta menjadi porter.

"Saya dulu sebelum jadi porter itu jadi asongan, sudah 45 tahun. Sebelum jadi asongan, saya penjual koran, terus ada penertiban di kereta, saya masuk porter sampai sekarang dan jadi porter kurang lebih 15 tahun," ucapnya.

Meskipun pendapatannya menurun, namun bapak anak 3 yang telah memiliki 4 cucu ini tetap membantu anak-anaknya.

"Anak ya kadang tidak mesti mencarinya enak, buruh ya susah, kadang membantu anak kalau ada. Cuma harian untuk belanja sekian sekian tidak bisa, paling adanya yang buat belanja belanja sedikit bisa, tapi tidak bisa buat nabung, karena keadaan kayak begini," tambahnya.

Editor : Franky S

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network