Awas Bahaya Rayap di Banyumas, Sudah Mulai Serang Perumahan 

Elde Joyosemito
Pakar rayap dari Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Hery Pratiknyo. (Foto: iNewsPurwokerto)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Masyarakat di Banyumas diminta mewaspadai rayap. Pasalnya, di kabupaten setempat merupakan daerah endemik rayap.

Hal itu diketahui dari riset yang dilaksanakan oleh pakar rayap dari Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Hery Pratiknyo.

Dia mengatakan bahwa Banyumas merupakan salah satu endemis rayap. Dari riset yang dilakukannya, ditemukan sejumlah spesies rayap yang ada di Banyumas.

“Saya melakukan penelitian di sekitar Gunung Slamet. Mulai dari sisi timur, selatan, dan barat, yang kemudian saya turunkan ke wilayah Banyumas," katanya di Kampus Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto, pekan ini

Menurutnya, dari hasil penelitian di sekitar Gunung Slamet tersebut, ia menemukan 11 spesies rayap, dengan spesies yang paling dominan adalah Schedorhinotermes sp, yaitu rayap kayu.

Selanjutnya, ia mencoba meneliti persebaran rayap tersebut dari wilayah yang berada di ketinggian hingga daerah rendah, khususnya di Banyumas, untuk mengetahui apakah ada perbedaan persebaran di setiap wilayah.

"Meskipun spesies yang paling dominan adalah Schedorhinotermes sp, ketika menurun ke daerah Baturraden, Banyumas, terjadi perubahan. Spesies yang dominan di sana sama dengan yang di utara Gunung Slamet, yaitu Macrotermes gilvus, Microtermes insperatus, dan Odontotermes javanicus,”jelasnya.

Heri kemudian melanjutkan penelitian untuk mengetahui pengaruh atau tingkat serangan ketiga spesies rayap tersebut terhadap rumah-rumah warga, dan ternyata ketiganya memiliki persebaran yang berbeda.

Untuk spesies Macrotermes gilvus memiliki persebaran yang paling dominan di Banyumas berdasarkan hasil penelitian dengan sampel dari 31 desa, karena rayap tersebut ditemukan di seluruh lokasi.

"Macrotermes gilvus adalah rayap tanah yang menjadi laron. Ini merupakan salah satu spesies rayap yang paling banyak menyerang kayu-kayu di perumahan," katanya.

Bahkan, serangan Macrotermes gilvus tidak hanya terjadi pada rumah-rumah warga di perkampungan, tetapi juga di kompleks perumahan.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa ketika akan mendirikan bangunan atau rumah, harus ada perlakuan khusus terhadap tanah yang menjadi lokasi pembangunan untuk mengantisipasi serangan rayap.

Hery mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sejumlah pihak, biaya untuk memperbaiki rumah yang diserang rayap lebih besar daripada biaya untuk membangun rumah baru.

"Tanah yang akan digunakan untuk membangun rumah sebaiknya dikeruk dan dibersihkan hingga benar-benar bersih, jangan hanya diuruk. Apalagi selama ini pembangunan perumahan dilakukan dengan mengonversi lahan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pembersihan tersebut dilakukan agar tidak ada sisa kayu atau akar yang berpotensi menjadi sarang rayap ketika rumah atau bangunan tersebut telah berdiri.

Menurutnya, sumber makanan bagi rayap tanah atau Macrotermes gilvus adalah selulosa dari sampah humus maupun kayu yang tidak kering atau kayu yang lembap.

Dalam hal ini, ia menyebutkan bahwa kayu yang tertimbun dalam tanah menjadi lembap, sehingga menjadi sumber makanan dan sarang bagi rayap.

"Yang berbahaya adalah hal-hal yang tidak terlihat di bawah, tiba-tiba sudah membusuk," tegasnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah humus atau sampah kayu di sekitar rumah, karena hal itu sama saja dengan memberi makan rayap.

"Jika sampah ini habis, rayap akan pindah ke rumah. Sehingga hal ini perlu diwaspadai,”tandasnya. 
 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network