"Di Panusupan, masih terdapat 65 balita yang mengalami stunting," ungkapnya.
Ia menyebutkan sejumlah kegiatan yang telah dilakukan sebagai tindakan nyata dalam mendukung Desa Panusupan.
Di antaranya adalah rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), dengan bantuan 10 rumah dari Pemerintah Provinsi Jateng, 3 rumah dari Baznas Jateng, dan 1 rumah dari UPZ Diskominfo Jateng. Selain itu, juga terdapat bantuan untuk difabel dari Baznas, 250 paket beras, telur, dan susu untuk penanganan stunting, serta 50 paket beras dan telur untuk difabel.
"Selain itu, ada juga pelatihan UMKM yang difasilitasi oleh Dinkop UKM Jateng dalam pembuatan sirup jahe dan sriping pisang. Nantinya, produk-produk ini akan dikembangkan untuk memiliki kemasan yang menarik dan peningkatan pemasaran," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Jateng, Ema Rachmawati, menyampaikan bahwa saat ini kasus stunting di Jawa Tengah mencapai 18 persen, dan diharapkan pada tahun 2024 dapat turun menjadi 14 persen. Masyarakat Desa Panusupan diminta untuk berkomitmen bersama-sama memberantas stunting.
"Kades membantu melalui dana desa, masyarakat juga saling mendukung satu sama lain. Jika ada tetangga yang mengalami stunting, kita bisa memberikan bantuan seperti telur, setidaknya selama 3 bulan untuk membantu pemulihan agar tidak mengalami stunting,”tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait