2. Dekat dengan Nahdlatul Ulama
Mahfud MD juga memiliki hubungan yang erat dengan Nahdlatul Ulama (NU), terutama karena kedekatannya dengan Gus Dur. Latar belakang keluarga besar di Madura juga memperkuat hubungannya dengan NU. Secara budaya, Mahfud diakui sebagai individu yang tumbuh dan besar dalam lingkungan NU.
Sebelum mengejar pendidikan tinggi dalam bidang Sastra dan Budaya serta Hukum Tata Negara di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk tingkat S2 dan S3, Mahfud pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Mardhiyah, Kecamatan Waru, Pamekasan, Madura. Pada tahun 2013, nama Mahfud diusulkan oleh para Kiai se-Jawa untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2014. Alasan utamanya adalah kejujuran dan kecerdasan Mahfud MD.
3.Hampir Menjabat Sebagai Wakil Presiden pada 2014
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Mahfud MD sempat diminta untuk menjadi cawapres yang akan mendampingi Jokowi, meskipun rencana ini akhirnya tidak terwujud. Pada tanggal 8 Agustus 2018 malam, Mahfud MD telah bersiap dan diundang untuk memenuhi syarat-syarat, termasuk mengirimkan Curriculum Vitae (CV) dan mengukur kemeja putih pada tanggal 9 Agustus 2018.
Mahfud MD menyatakan kesiapannya untuk mendampingi Jokowi dengan alasan-alasan seperti panggilan sejarah, kepercayaan yang diberikan oleh Jokowi, dan tingginya elektabilitas Jokowi yang saat itu berpotensi untuk menang.
Namun, dalam waktu singkat, nama cawapres Jokowi berubah menjadi Rais Aam PBNU dan Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin. Kiprah panjang dalam dunia politik, prestasi akademis, dan integritas yang dimiliki oleh Mahfud MD menjadi alasan Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP) untuk memilihnya sebagai pendamping Ganjar.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait