Berawal dari membuat penggorengan dari tanah liat dan membuat mesin sendiri, usaha Mas Udek terus berkembang hingga dapat melakukan impor mesin sangrai untuk mendukung usahanya.
Mas Udek bahkan mengaku jika awalnya sempat takut karena banyak kompetitor, tapi dia tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi dalam usahanya.
Sarjana Teknik Kimia Industri dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tidak menyesali keputusannya menjadi pengusaha. Ia bahkan bersyukur telah menolak tawaran saudaranya untuk bekerja pada salah satu BUMN ternama. Alasanya, karena ia tidak ingin utang budi di kemudian hari.
"Saya enggak mau, saya mau nyari (kerja) sendiri,” ujarnya.
Kini perlahan ia menikmati jerih payahnya dalam bisnis kopi yang telah ia rintis sejak awal. Dari membuka bisnis di garasi, pindah ke ruko, hingga kini ia memiliki kedai sendiri dengan pelanggan di mana-mana.
Ada berbagai varian kopi yang ia jual sebagai produsen kopi, diantaranya mulai dari robusta hingga arabica. Dia juga menjual kopi biji, kopi bubuk, jasa sangrai, kopi seduh hingga aneka minuman.
Mas Udek mengaku kunci kesuksesannya dalam menjalankan berbisnis kopi adalah tidak pantang menyerah, tekun, terus berinovasi, dan kesetiaan pada prinsip, serta gigih dalam menghadapi rintangan. Ia juga membuktikan bahwa sabar dan fokus pada tujuan dapat mengantarkan seseorang menuju kesuksesan.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait