Duh Ada Badai Matahari Akhir November, Begini yang akan Terjadi

Dani M Dahwilani
Tanda-tanda awal muncul sejak 18 November ketika kelompok bintik matahari pertama, AR3490, muncul di sisi timur laut matahari. (Foto; Istimewa)

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Badan Antariksa Amerika Serikat NASA telah memberikan peringatan mengenai potensi dampak badai matahari yang akan mencapai bumi seiring dengan peningkatan aktivitas dan letusan api di matahari.

Tanda-tanda awal muncul sejak 18 November ketika kelompok bintik matahari pertama, AR3490, muncul di sisi timur laut matahari.

NASA menyatakan bahwa matahari mengalami lonjakan aktivitas mendadak dengan peningkatan jumlah bintik matahari yang berpotensi memicu badai geomagnetik dan pemadaman radio yang dapat dirasakan di Bumi.

Dalam satu minggu terakhir, jumlah bintik matahari tersebut meningkat sepuluh kali lipat, dan diperkirakan beberapa lontaran massa koronal (CME) akan terjadi setiap harinya.

Berita yang dilaporkan pada Minggu (26/11/2023) menyebutkan bahwa NASA memperkirakan salah satu CME akan lepas dari korona Matahari dengan kecepatan tinggi. Para ilmuwan memproyeksikan bahwa CME tersebut akan mulai mempengaruhi medan magnet dan atmosfer Bumi pada akhir November ini.

Profesor astronomi dan komunikasi sains dari Universitas Nottingham Trent, Inggris, Daniel Brown, menjelaskan bahwa lidah api matahari dan CME disebabkan oleh perubahan dan penataan ulang medan magnet matahari yang terpelintir dan tertekan melalui gerakan matahari.

Dia menambahkan bahwa meskipun lidah api matahari dan CME biasanya terjadi bersamaan, partikel CME membutuhkan waktu lebih lama, sekitar satu hari atau lebih, untuk mencapai Bumi, sementara cahaya dan radiasinya dapat mencapai kita hanya dalam waktu 8 menit.

Dampak dari partikel CME yang mencapai medan magnet dan atmosfer bumi dapat memicu badai geomagnetik, yang dapat menyebabkan munculnya aurora. 

Gangguan pada magnetosfer bumi yang disebabkan oleh angin matahari juga dapat menjadi lebih kuat dan terlihat di ketinggian yang lebih rendah.

Huw Morgan, ketua kelompok Fisika Matahari di Universitas Aberystwyth di Inggris, menjelaskan bahwa badai geomagnetik terjadi ketika medan magnet bumi terganggu secara signifikan akibat letusan matahari. 

Ketika badai plasma besar melepaskan diri dari matahari dan membawa medan magnet yang berlawanan dengan medan magnet Bumi, maka terjadilah badai geomagnetik yang lebih besar.
 

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network