MASJID Cheng Ho atau Muhammad Cheng Ho menjadi bukti bahwa seorang tokoh Muslim China turut menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Keberadaan Masjid Cheng Ho di Surabaya tak hanya memiliki peran sebagai tempat ibadah. Masjid juga menjadi ruang untuk belajar sejarah dan menanamkan sisi patriotik pada generasi muda di Surabaya.
Salah satu destinasi unik yang bisa dibuat ruang kontemplasi untuk belajar sejarah panjang Surabaya adalah Masjid Muhammad Cheng Ho di Jalan Gading No 2. Masjid yang memiliki arsitektur perpaduan Arab dan China ini menarik untuk dikunjungi warga Surabaya yang ingin mendalami kajian sejarah dan nilai perjuangan.
Johan Reinaldi, 36, warga Wonocolo, Surabaya, mengaku suka menghabiskan waktu di Masjid Cheng Ho. Bersama dengan dua buah hatinya, dia ingin mengetahui lebih banyak tentang Laksamana Cheng Ho, seorang muslim dari China yang memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Ada upaya untuk menanamkan kecintaan pada kegiatan ibadah pada anakanaknya. “Sekalian mengenalkan pada anak-anak berbagai masjid unik yang ada di Surabaya,” kata Johan, beberapa waktu lalu.
Kepada anaknya, Johan bercerita bahwa masjid ini memiliki gaya arsitektur menyerupai kelenteng yang merupakan penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang muslim dari China yang turut menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Perjalanan penuh sejarah yang dilalui di berbagai samudra membawanya masuk ke perairan Jawa. Maka itu, di tiap sudut bangunan ini memiliki filosofi misalnya pada bagian atas bangunan yang bertingkat tiga bentuknya segi delapan dan menyerupai pagoda dalam kepercayaan China berarti keberuntungan.
Ukuran bangunan 11 x 9 meter juga memiliki filosofi angka 11 mengikuti ukuran awal Kakbah yang dibangun Nabi Ibrahim dan angka sembilan berasal dari Wali Songo yang memengaruhi penyebaran Islam di Nusantara. Ketua Harian Masjid Muhammad Cheng Hoo Hasan Basri menuturkan, masjid ini memang hasil perpaduan gaya Indonesia, Arab, dan China.
Maka itu, Masjid Cheng Ho didominasi oleh empat warna merah, kuning, biru, dan hijau yang ada dalam kepercayaan Tionghoa. Empat warna ini adalah simbol kebahagiaan, kemasyhuran, harapan, dan kemakmuran, serta masih banyak filosofi yang terkandung di dalamnya.
Di pelataran masjid di sisi selatan ini juga banyak informasi yang tertulis di dinding marmer hitam dengan tinta emas yang bisa dibaca dan pelajari terkait perjalanan hidup Sang Laksamana Cheng Ho hingga singgah dan menyebarkan Islam di Nusantara, sejarah Masjid Cheng Ho dari awal berdiri hingga saat ini beserta fasilitas yang tersedia.
“Ada juga syair-syair terjemahan bahasa China yang merupakan hadiah motto dan harapan dari berbagai pihak. Syair-syair itu masih tetap bisa diperdengarkan,” katanya.
Di sisi utara pelataran masjid, para jamaah juga bisa melihat relief wajah Laksamana Muhammad Cheng Ho dengan replika kapalnya yang digunakan untuk menyeberangi Samudera Hindia. Dari relief ini terdapat pesan tersirat bahwa umat Islam diminta untuk tetap rendah hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait