Senada dengan Guru Pangat, tokoh Banyumas lainnya Noersigit menegaskan bahwa sebagai orang Banyumas, dirinya tidak merasa terganggu dengan kata tersebut. “ Kata Ndasmu merupakan salah satu kosa kata orang Banyumas dan terbiasa diucapkan. Apalagi orang tua ke yang muda atau sebaya,” katanya.
Menurutnya, ungkapan Prabowo tersebut juga bukan merupakan bentuk penghinaan atau merendahkan martabat seseorang. “Itu justru bentuk keakraban. Kita memang mengenal anggah-ungguh atau tata krama, tetapi Ndasmu itu merupakan kata yang familier,” jelasnya.
Noersigit justru merasa bangga, karena Prabowo yang memiliki leluhur orang Banyumas, tidak hilang ke-Banyumasannya. “Saya sebagai orang Banyumas malah bangga, karena Pak Prabowo tidak kehilangan ke-Banyumaasannya. Kami juga tidak terganggu dengan kata tersebut. Itu meruoakan canda-candaan dan membangun ikatan emosional,”tegasnya.
Jadi, kata Noersigit, kata tersebut sama sekali tidak berpengaruh terhadap orang Banyumas.
“Saya sebagai orang Banyumas sama sekali tidak terganggu dengan kata tersebut. Dan jujur, saya bangga ada nasional yang ternyata mengakui Kebanyumasannya,”tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait