PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Dalam beberapa waktu terakhir, muncul polling pendapat nama-nama calon bupati (cabup) untuk Pilkada 2024 yang beredar di media sosial. Untuk sementara, polling menempatkan Sadewo Tri Lastiono mantan Wakil Bupati Banyumas unggul dibandingkan tokoh lainnya.
Dalam polling yang diselenggarakan oleh Galeri Sosmed, Media Grup MSN, telah beredar luas, terutama di grup WA. Hingga Minggu (17/3/2024), nama Sadewo tetap unggul dengan perolehan vote sebesar 53 persen.
Tokoh lainnya rata-rata di bawah 20 persen, di antaranya Ma'ruf Cahyono, Bambang Hari Baharuddin yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, ada juga nama Warek Bidang Kemahasiswaan Unsoed Norman Aris Prayogo, tokoh PP Banyumas Yudo F Sudiro, seorang dokter Agus Ujianto dan mantan pejabat Pemkab Banyumas Purwadi Santoso.
Namun demikian, sebetulnya masih ada tokoh-tokoh lain yang belum masuk dan memiliki potensi untuk maju. Di antaranya adalah Asisten Administrasi Umum Agus Nur Hadie, istri mantan Bupati Banyumas Erna Husein, Ketua Bawaslu Banyumas Imam Arif Setiadi, sejumlah anggota DPRD yaitu Subagyo, Sardi Susanto dan lainnya.
Lalu bagaimana idealnya calon bupati Banyumas? Pengamat politik dari Fisip Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengatakan kriteria untuk menjadi Bupati Banyumas mestinya bukan sekedar kriteria umum seperti kompetensi dan integritas semata.
"Tetapi harus menukik pada persoalan-persoalan yang saat ini dihadapi oleh Banyumas. Misalnya soal kemiskinan yang masih menjadi persoalan serius, meskipun pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Barlingmascakeb,"jelasnya.
Karenanya, Sabiq, seorang calon Bupati Banyumas harus memiliki kriteria yang mampu mengatasi persoalan kemiskinan sambil mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Pengamat politik Fisip Unsoed Purwokerto Ahmad Sabiq. (Foto: Dok Unsoed)
"Calon tersebut harus memiliki rekam jejak yang kuat dalam bidang pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Juga memastikan bahwa pertumbuhan industri tidak merusak lingkungan dan sumber daya alam yang berharga,"tegasnnya.
Selain itu, lanjutnya, yang tidak kalah penting adalah kepemimpinan yang inklusif. Calon harus mampu berdiplomasi dan membangun kemitraan dengan sektor swasta, lembaga nirlaba, dan masyarakat sipil untuk merumuskan solusi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Di sisi lain, calon bupati harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan komitmen untuk memastikan kebijakan dan program pembangunan yang diimplementasikan mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan semua lapisan masyarakat,"paparnya.
Kriteria lainnya adalah dapat memastikan bahwa ada manfaat dari pembangunan yang dilaksanakan serta bisa merata secara adil kepada semua lapisan masyarakat, termasuk yang paling rentan.
"Terakhir, karena perubahan ekonomi dan sosial terus berlangsung, seorang calon bupati harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan fleksibilitas untuk menyesuaikan kebijakan dan strategi dalam menghadapi tantangan baru,"pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait