KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id - Pemkab Kebumen tengah mengembangkan corporate farming untuk kemajuan dan kemakmuran petani. Upaya tersebut telah dilakukan di beberapa wilayah kecamatan di Kebumen.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Teguh Yuliono, menyatakan bahwa pertanian korporat adalah program yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah, dan saat ini telah terbentuk di delapan kecamatan dengan luas 83 hektar.
"Tentang program pertanian korporat di Kebumen, sudah berjalan di delapan kecamatan dengan total luas 83 hektar, termasuk di Kecamatan Gombong, Kuwarasan, Buayan, Rowokele, Sruweng, Puring, Klirong, dan Adimulyo," kata Teguh.
Teguh menjelaskan bahwa program pertanian korporat mengutamakan manajemen bersama lahan pertanian dalam area yang luas dan dikelola secara profesional dalam manajemen korporasi yang melibatkan ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang lainnya.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja pertanian konvensional agar lebih profesional demi peningkatan kesejahteraan masyarakat petani," jelasnya.
Pertanian korporat ini dapat dibentuk oleh Gapoktan atau Poktan untuk menggabungkan lahan-lahan petani dalam satu area yang luas untuk dikelola bersama. Teguh berharap masyarakat tidak perlu khawatir dengan program ini karena akan mendapat pendampingan penuh dari Dinas Pertanian dan Pangan.
Bahkan, melalui BUMD PT Aneka Usaha Kebumen Jaya, mereka siap membantu dengan modal, pupuk, peralatan pertanian, dan menyerap hasil panen milik korporasi sehingga petani tidak kesulitan menjual hasil panen.
"Untuk mendukung pertanian yang lebih maju, Bapak Bupati Kebumen Arif Sugiyanto akan memberikan insentif Rp10 juta pada tahun 2025 untuk korporasi yang memiliki lahan minimal satu hektar di 26 titik. Ini adalah bentuk kepedulian Bupati terhadap petani," tambahnya.
Teguh mengajak masyarakat atau petani untuk tidak ragu memanfaatkan lahan mereka dalam manajemen korporasi. Karena lahan tersebut akan dikelola secara profesional, efektif, dan efisien dengan memanfaatkan peralatan pertanian modern.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait