PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Yayasan Kajian Nusantara Raya (YK Nura) sukses gelar workshop kepenulisan sastra yang berlangsung di Hetero Space Purwokerto pada Selasa—Kamis (16—18/7/2024).
Ketua Panitia Kegiatan Endah Kusumaningrum mengatakan gelaran ini sebagai tindak lanjut dari bantuan pemerintah yang diberikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa RI, melalui program bantuan pemerintah bidang sastra: penguatan komunitas sastra tahun 2024.
"YK Nura menjadi salah satu penerima manfaat bantuan tersebut dengan mengusulkan program Sekolah Penulisan Sastra Peradaban (SKSP). Program tersebut mengusung lima kegiatan kesastraan,"katanya pada Jumat (19/7/2024).
Tiga kegiatan workshop penulisan sastra, satu lomba cipta puisi Tingkat ASEAN, serta apresiasi sastra dalam bentuk publikasi karya di ranah digital.
Realisasi pertama yang dilaksanakan YK Nura adalah menggelar 3 workshop penulisan sastra. Workshop tersebut di antaranya adalah workshop penulisan esai, workshop penulisan cerpen, dan workshop penulisan puisi. Masing-masing workshop tersebut diikuti oleh 50 peserta yang telah melalui proses seleksi berdasarkan karya yang dikirim pada pihak panitia.
“Tiap calon peserta diwajibkan mengirim karya untuk diseleksi berupa esai, cerpen, maupun puisi sesuai workshop yang akan diikuti. Karya tersebut jugalah yang menjadi acuan para pemateri untuk mempersiapkan materi workshop. Keseriusan para calon peserta juga ditakar dari karya-karya yang dikirim, sebab luaran dari workshop ini adalah menulis antologi bersama,”jelasnya.
Workshop penulisan esai yang digelar Selasa (16/7/2024) mengundang Hary Sulistyo menjadi narasumber kegiatan. Hary mengulas dan mengkritisi satu per satu esai yang dikirim para peserta. Ia menyatakan bahwa tema “Keindonesiaan Perspektif Kearifan Lokal” yang diusung penyelenggara kegiatan diterjemahkan dengan persepsi yang cukup mainstream oleh para peserta. Ia memberikan saran serta contoh mem-breakdown ide dari tema yang ada.
Pada workshop penulisan cerpen yang digelar Rabu (17/7/2024), Joni Ariadinata, sastrawan yang dilabeli Presiden Cerpen Indonesia, menyampaikan tantangan proses kreatif penulis di tengah perkembangan artificial intelligence (AI).
Sebab, menurutnya, bukan tidak mungkin karya-karya peserta yang ia baca adalah karya yang disusun dengan bantuan AI. Namun, ia juga menyampaikan bagaimana AI dapat menjadi “teman” berproses kreatif bagi para penulis.
Terakhir, workshop penulisan puisi yang digelar Kamis (18/7/2024) menghadirkan Bayu Suta Wardianto, seorang penyair dan pengajar sastra. Dalam sesi materi yang dibawakannya, ia menjelaskan bedanya puisi dengan kata-kata puitis. Sebab, menurutnya puisi bukan sekadar kata-kata puitis yang dirangkai menjadi sebuah puisi. Puisi, seperti yang ia pelajari dari gurunya, cara pandang seseorang terhadap realita/ kenyataan atau suatu objek yang dituangkan dalam kata-kata yang memiliki nilai estetika. Ia juga membedah beberapa puisi karya peserta dan membandingkannya dengan beberapa lirik lagu yang tengah popular di tengah kalangan muda Indonesia seperti lagu Asmalibrasi.
Meski sesi workshop kepenulisan sastra dengan para narasumber telah usai, para peserta masih terus berproses kreatif dengan memperbaiki dan menyempurnakan karya-karyanya. Dalam sebulan mendatang karya-karya tersebut diharapkan dapat menjadi antologi karya yang dapat memperkaya khazanah sastra Indonesia.
“Meski baru lahir, YK Nura telah ‘berlari’ dengan kegiatan ini. YK Nura mencoba menghidupkan geliat sastra yang pernah mati suri di Sekolah Penulisan Sastra Peradaban (SKSP). Harapan kami, kegiatan ini dapat menjadi pemantik yang menghidupkan kembali proses kreatif para esais, penyair, dan cerpenis Banyumas hingga Asia Tenggara,” tutur Prof Abdul Wachid BS penyair peraih penghargaan sastra Asia Tenggara MASTERA sekaligus Dewan Pengawas di YK Nura.
Editor : EldeJoyosemito