PURWOREJO, iNewsPurwokerto.id - Para peserta lomba menyanyi di gelaran Purworejo Creative Expo 2024 mengeluh. Peserta yang dijanjikan mendapat Piala Bupati dan uang pembinaan, namun malah mendapatkan piala mini atau plakat kecil dari plastik saat pengumuman juara lomba.
Mereka memprotes hadiah event yang sudah ditutup sekitar seminggu lalu dan digelar di jalan depan Pendapa Bupati, karena dibebani uang pendaftaran sebesar Rp75.000 dari tiap peserta. Pada event expo tersebut, selain lomba menyanyi, peserta lomba mewarnai dan fashion show juga dikabarkan mendapat hadiah plakat plastik
Pelatih peserta lomba menyanyi yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan jika informasi perlombaan awalnya disebar melalui pamflet di media sosial. Di mana tertulis di pamflet jika perlombaan tersebut akan memperebutkan Piala Bupati Purworejo.
"Hadiahnya itu di juknis tertera, juara 1,2, dan 3, mendapat piala, piagam dan uang pembinaan. Lalu harapan 1, 2, dan 3 dapat piala dan piagam," katanya kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).
Pelatih ini bahkan mengikutsertakan enam peserta pada perlombaan menyanyi. Mereka ikut dalam berbagai kategori lomba yang berbeda-beda.
"Ikut, yang saya ikutkan, kategori A (TK/Paud) saya ikutkan 1 anak, kategori B (SD/SMP) 2 anak, kategori SMA dan Umum sekitar 3 anak. Pendaftaran awal disuruh bayar Rp 75 ribu, per anak, melalui transfer ke penanggungjawab lomba (inisial D)," ungkapnya.
Ia menjelaskan jika secara teknis pelaksanaan lomba telah dijalankan secara baik, bahkan melibatkan dewan juri yang mumpuni. Akan tetapi, kekecewaan muncul pada saat pengumuman lomba.
"Juri bagus di bidangnya, berjalannya lomba bagus. Yang bikin orang-orang syok ketika tahu pengumuman kita disuruh kumpul jam 7 malam. Hari Minggu (28/7) kalau tidak salah, diumumkan jam 10 malam. Itu kan karena orang tahunya dapat piala bupati, semua pada nunggu di situ (Pendapa Bupati). Begitu pengumuman pada kaget, ternyata hadiahnya hanya plakat kecil dari plastik, untuk semua lomba (menyanyi, mewarnai, fashion show). Piagamnya khusus di menyanyi, ada piagamnya tapi tidak dibagi, dan panitia beralasan piagam belum ditandatangani bupati, katanya karena bupati sibuk gitu," paparnya.
Akhirnya, para peserta atau juara hanya dapatkan plakat kecil saja. Khusus lomba menyanyi ada yang mendapat uang pembinaan, namun hanya juara 1 kategori B.
"Tapi saya kurang tahu uangnya berapa. Yang lain belum, semuanya belum. Saya kecewanya dengan profesionalisme panitia. Jadi kalau bisa, pamflet dibuat sesuai dengan hadiahnya. Kalau memang tidak mampu ngasih piala yang layak tidak usah ditulis dapat ini, dapat itu. Ya seperti pembohongan publik menurut saya. Efeknya ke anak juga, tahunya dapat hadiah, ternyata hanya seperti itu," ungkapnya.
Menurut dia, selain merugikan peserta, kejadian ini juga dapat merusak citra Kabupaten Purworejo, sebab perlombaan ini juga diikuti para peserta dari luar Kabupaten.
"Pesertanya yang saya tahu ada dari Wonosobo, Magelang sama Jogja. Harapannya kalau bisa ya menggandeng panitia expo yang memang dia di bidangnya," pungkasnya.
Sementara saat dikonfirmasi, panitia lomba menyanyi berinisial D mengatakan, jika pihaknya juga menjadi salah satu pihak yang dirugikan. Sebab, dalam lomba di Purworejo Creative Expo, dirinya hanya membantu EO saat pelaksanaan kegiatan.
Ia mengatakan jika pada awalnya hanya diajak oleh pihak EO untuk mengelola lomba nyanyi dan fashion show. Saat itu, pihak EO menjanjikan ada piala bupati dan sertifikat.
"Pada kenyataannya pengelolaan diserahkan semua kepada saya dari cari makan, juri, MC dan semuanya," kata D saat dikonfirmasi.
"Lha pas di akhir acara peserta pada shok berat kenapa pialanya segitu (kecil). Semua nyerang saya, saya tahunya piala bupati ya baguslah," tambahnya.
Bahkan D kaget untuk piagam yang tidak mendapatkan tanda tangan Bupati Purworejo. Terlebih pihak EO dan panitia Purworejo Creative Expo menginfokan hal tersebut pada saat malam sebelum pemberian hadiah.
"Kalau piagam ada, tapi tidak ditandatangani, kalau pialanya (kenapa kecil) tidak dapat ACC dari bupati, katanya gitu, lha ngomong kayak gitu kok di malam hari penyerahan ya kan saya bingung sendiri," katanya.
D mengaku, akibat ketidakjelasan panitia dan EO Purworejo Creative Expo, dirinya bahkan harus memberikan bingkisan kepada para pemenang. Bingkisan yang berasal dari kantong pribadinya itu sebagai bentuk tanggung jawab dan menjaga nama baiknya agar permasalahan ini tidak semakin ramai.
"Saya kasih bingkisan sekitar 27, itu hanya saya berikan kepada juara 1,2 dan 3 itu saya mampunya," ujarnya.
D juga mengungkapkan, dari kegiatan tersebut dirinya tidak menerima uang transport dan operasional dari EO yang menyelenggarakan event Purworejo Creative Expo.
"Sama sekali tidak ada, blas, makan saya saya yang beli," kata D yang juga mengungkapkan saat pelaksanaan lomba, tidak disediakan meja dan kursi oleh panitia dan EO Purworejo Creative Expo.
"Parahnya ketika saya dikeroyok peserta saja saya ditinggalkan," tutupnya.
Pihak EO saat dihubungi wartawan hingga kini belum memberikan keterangan soal polemik Piala Bupati tersebut.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait