CILACAP, iNewsPurwokerto.id-Nelayan di kawasan Segara Anakan, Kelurahan Kutawaru, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kini memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memilah hasil tangkapan ikan atau udang dari sampah laut.
Inovasi ini didukung melalui program tanggung jawab sosial perusahaan oleh PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap, bekerja sama dengan Politeknik Negeri Cilacap (PNC).
Suradi, tokoh nelayan setempat, menjelaskan bahwa alat ini sangat membantu nelayan dalam memisahkan hasil tangkapan dari sampah, seperti plastik.
“Saat kami menangkap ikan di laut menggunakan jaring, sering kali ada sampah plastik yang terbawa. Begitu sampai di darat, kita harus memilah antara ikan, udang, dan sampah. Alat ini membuat proses memilah jauh lebih cepat dibandingkan cara manual,” ujarnya di Bengkel Kelompok Nelayan "Sembir" di Kelurahan Kutawaru, Selasa (1/10/2024).
Suradi menjelaskan bahwa sebelumnya, memilah udang berukuran kecil sebanyak 100 kilogram secara manual membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Namun, dengan alat bernama Senopati (Sensor Pemilah Ikan dan Sampah Terintegrasi), proses tersebut dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.
Selain alat Senopati, nelayan juga menerima bantuan alat untuk membuat pakan ikan (pelet) yang menggunakan bahan bakar elpiji.
"Kadang saat menangkap ikan, ada sebagian ikan yang tidak laku dijual. Ikan-ikan tersebut kemudian diolah menjadi pelet menggunakan alat ini," tambahnya.
Pelet yang dihasilkan digunakan sebagai pakan untuk budidaya ikan di kolam atau tambak.
Suradi juga menceritakan bahwa bantuan ini merupakan hasil inisiatif Kelompok Nelayan "Sembir", yang didirikan untuk memudahkan penjualan hasil tangkapan. Melalui usulan dari anggota kelompok, mereka berhasil mengajukan bantuan ke Pertamina dalam program Pemberdayaan Ekonomi Pesisir Segara Anakan Kutawaru Cilacap atau Pepes Sega K-Cap.
Nelayan di kawasan Segara Anakan, Kelurahan Kutawaru, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kini memanfaatkan AI. Inovasi ini didukung melalui program tanggung jawab sosial perusahaan oleh Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal (Foto: iNewsPurwokerto)
Direktur Politeknik Negeri Cilacap, Riyadi Purwanto, menjelaskan bahwa Senopati merupakan hasil kerja sama akademisi dan mahasiswa PNC sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Alat ini menggunakan kecerdasan buatan yang memanfaatkan basis data berupa gambar ikan dan udang.
“Sebelum digunakan, kami membuat database dengan merekam gambar ikan dan udang yang kemudian diinput ke alat. Dengan demikian, alat ini dapat mengenali dan memilah ikan atau udang dari sampah,” jelas Riyadi.
Manajer Fuel Integrated Terminal Cilacap, Ahmad Delfhin Ananta, menegaskan bahwa bantuan ini adalah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. “Kami berharap program ini dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala UPTD Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Sutirno, menyatakan bahwa nelayan harus mengikuti perkembangan teknologi untuk mempermudah pekerjaan mereka.
"Teknologi memilah ikan dan sampah serta alat pembuatan pelet berbahan elpiji sangat bermanfaat bagi nelayan, karena selain mengurangi beban kerja, juga menekan biaya produksi,"jelasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait