BOYOLALI, iNews.id – Nasib memilukan dialami Wayoko, pelaku jasa syuting video di Kabupaten Boyolali. Dia menangis meraung-raung meratapi nasibnya yang sudah dua tahun tidak mendapatkan penghasilan karena tidak bekerja setelah terdampak pandemi Covid-19.
Sedangkan kameranya dijual tidak laku. Untuk melampiasakan kekesalannya, dia membanting kameranya hingga rusak di pinggir jalan dekat area Bandara Adi Sumarmo Boyolali, Minggu (8/8/2021) sore.
Dikutip dari jateng.inews.id, selain Wayoko, turut pula pelaku seni lainnya ikut aksi jualan pelengkapan kerjanya. Seperti dalang, perias manten. Mereka mengaku sudah putus asa dan tidak kuat menjalani kondisi seperti sekarang ini. Karena sejak pandemi atau dua tahun lebih sudah tidak pentas lagi.
Dalam menjual perlengkapan kerjanya, para pelaku seni juga memasang berbagai poster yang bertuliskan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Masa pandemi Covid-19 memang membuat sejumlah pelaku seni di Boyolali mulai bangkrut. Di tengah keputusasaan, mereka mulai banting setir dengan menjual perlengkapan kerjanya untuk membayar angsuran bank dan memenuhi kebutuhan hidup.
“Saya jual kamera mulai dari harga Rp3 juta, turun Rp2 juta hingga Rp500.000 tidak laku. Saya sudah tidak kuat lagi, tetap (kamera) saya banting,” kata Wayoko, jasa video syuting.
“Saya sudah nggak kuat mikir, langsung kulo (saya) banting kamera. Saya sudah dua tahun tidak kerja syuting. Saya punya angsuran bank, jadi saya jual (kamera) ini untuk bayar angsuran dan menghidupi keluarga,” katanya.
“Saya perias manten, punya baju-baju kebaya. Sudah dua tahun tidak ada job. Ada job satu dua tiga batal. Padahal kita juga butuh kebutuhan hidup sehari-hari . kebutuhan juga perlu biaya anak sekolah,” kata Margini, perias manten.
“Saya mau jual ini (baju kebaya manten). Sudah selakunya saja siapa yang mau beli silakan. Harganya murah tidak mahal karena cuma buat hidup,” katanya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait