Kisah 2 Paman Presiden Prabowo yang Gugur Bertempur Bersama Daan Mogot di Lengkong Serpong

Riezky Maulana/Arbi Anugrah
Kapten Anumerta Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo, dua paman Presiden Prabowo Subianto yang gugur dalam pertempuran Lengkong, Serpong di bawah komando Mayor Daan Mogot. Foto/facebook

Mantan Danjen Kopassus menuturkan, atas kegigihannya, Daan Mogot dipercaya menjadi direktur pertama Akademi Militer Tangerang. Tugasnya adalah mendidik calon perwira untuk ikut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pertempuran Lengkong

Pada Januari 1946, pasukan Belanda dan KNIL menduduki Parung untuk menguasai kembali wilayah Indonesia. Sasaran mereka adalah depot senjata Jepang di Lengkong, Serpong. Pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot memimpin 70 kadet Akademi Militer Tangerang dan 8 tentara Gurkha, misi pasukan Daan Mogot ini adalah untuk mencegah senjata tentara Jepang jatuh ke tangan Belanda.

Prabowo menceritakan, pukul 16.00 WIB pasukan tiba di markas Jepang. Kehadiran empat tentara Gurkha berhasil meyakinkan Jepang bahwa pasukan yang datang adalah gabungan TKR dan sekutu. 

Mayor Daan Mogot dan beberapa tentara masuk ke kantor militer Jepang untuk menjelaskan tujuan kedatangan mereka. Namun, di luar markas, Lettu Subianto dan Lettu Soetopo melucuti tentara Jepang tanpa menunggu hasil perundingan. Senjata-senjata milik Nippon berhasil dikumpulkan.

“Tiba-tiba terdengar letusan senjata yang memicu kepanikan tentara Jepang. Mereka menduga dijebak, sehingga mereka mulai sigap dan menembaki tentara MAT,” ujar Prabowo.

Kadet Akademi Militer Tangerang pun memberikan perlawanan dan melepaskan tembakan untuk membalas, namun pertempuran tidak seimbang. Menjelang gelap, perang selesai. Tentara yang masih hidup ditawan Jepang, sementara beberapa lainnya berhasil melarikan diri.

“Mayor Daan Mogot, Lettu Subianto Djojohadikusumo, Kadet Sujono, dua perwira dari polisi tentara, dan 33 prajurit gugur dalam pertempuran. Kedua paman saya, Subianto dan Sujono, saat itu baru berusia 16 tahun,” tutur Prabowo.

“Dari kisah Daan Mogot dan Pertempuran Lengkong, sejak kecil saya belajar sebuah pelajaran abadi. Pelajaran bahwa nilai-nilai patriotism, idealisme dan keberpihakan kepada Merah Putih dapat dimulai dari usia sangat muda,” kata Prabowo, mantan Pangkostrad, menutup cerita tersebut.

Editor : Arbi Anugrah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network