Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu ada langkah konkret, sinergi, dan strategi yang efektif dengan berbagi pengalaman untuk saling memberikan solusi dalam mengentaskan permasalahan ini. Termasuk menjalankan program-program yang sudah ada sebagai solusi. "Apa yang menjadi evaluasi mari kita benahi dan apa yang memberikan dampak positif marilah kita lanjutkan," lanjutnya.
Untuk itu partisipasi aktif dari masyarakat, khususnya tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan keluarga, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan lingkungan yang mendukung anak-anak agar kembali belajar. Dengan bergotong royong, bisa menciptakan lingkungan yang menginspirasi dan memotivasi mereka untuk terus melanjutkan pendidikan.
"Semoga upaya kita ini dapat membawa dampak positif dalam mengurangi angka anak tidak sekolah di Kabupaten Banyumas. Bergerak bersama mewujudkan Indonesia Emas 2045," pungkasnya
Sementara menurut Kepala Seksi Dikmas dan Kursus pada Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Werdiningsih mengatakan salah satu wadah untuk menampung anak anak tidak sekolah, salah satunya adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Menurutnya, lembaga ini merupakan lembaga pendidikan nonformal yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat. Lembaga tersebut berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
"Di Banyumas ada 42 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) ada 3 dan PKBM ada 39 yang menjadi alternatif anak untuk kembali sekolah selain sekolah formal lainya," ujarnya.
Werdiningsih menambahkan, siswa pendidikan kesetaraan saat ini mencapai 5.332 orang yang terdiri Kejar Paket A 354 anak, Paket B 1105 anak dan Paket C 3873 anak.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait