BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id-Pementasan Ebeg Banyumasan dengan konsep indoor menjadi inovasi segar di dunia seni tradisional Banyumas. Digelar di Hall Gedung Kesenian Sortejda Purwokerto pada Sabtu (14/12/2024) malam, pertunjukan bertajuk "Ebeg Mbangun Khayangan" dengan tema "Nyawiji" ini memukau penonton dengan suguhan seni yang sarat makna.
Mengusung format drama musikal, pementasan ini mengisahkan perjalanan seorang pemuda bernama Raka yang berjuang mempertahankan seni tradisional Ebeg di tengah arus modernisasi.
Cerita dimulai dengan Raka, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi penari Ebeg karena kecintaannya pada kebudayaan tradisional yang telah ia kenal sejak kecil. Setelah mendapatkan izin dari orang tuanya, Raka memulai perjalanan untuk memahami makna mendalam dari seni Ebeg.
Bimbingan seorang penimbul (mentor seni Ebeg) mengajarkan Raka bahwa Ebeg bukan sekadar pertunjukan fisik, tetapi simbol perjuangan, keberanian, dan kebersamaan. Ia pun menjalani serangkaian ritual seperti puasa, mandi di sendang dengan kembang pada malam tertentu, hingga bergabung dengan kelompok tari Ebeg Pakumas.
Di puncak cerita, Raka menyadari bahwa seni tradisional adalah jembatan untuk menemukan identitas diri, sekaligus alat untuk merawat dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya.
Pementasan ini merupakan hasil kolaborasi antara kelompok seni Pakumas, Oemah Gamelan, dan Sanggar Seni Graha Mustika. Dengan mengusung konsep indoor, acara ini menawarkan suasana yang lebih intim dan fokus.
Ketua panitia, David Okta Nugraha, menyatakan bahwa pementasan ini bukan sekadar suguhan budaya, tetapi ekspresi seni yang dikemas dengan koreografi dan musikalisasi berkualitas tinggi. “Gerakan yang gagah dan indah dikemas agar dapat dinikmati penonton dengan lebih nyaman dan mendalam,” jelasnya.
David juga menyampaikan bahwa konsep ini mengurangi elemen janturan (penampilan seni luar ruangan) untuk mengeksplorasi potensi seni Ebeg sebagai atraksi di ruang-ruang modern, seperti restoran, hotel, atau kafe. “Kami berharap Ebeg Banyumas dapat menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional, serta menjadi daya tarik budaya di ruang publik,” tambahnya.
Editor : Elde Joyosemito