BI Purwokerto: Sinergi Kendalikan Inflasi dan Dorong Digitalisasi Ekonomi di Banyumas Raya

Arbi Anugrah
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Christoveny bersama media. Foto: Arbi Anugrah

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat yang tumbuh 5,10% (yoy), berkat mobilitas yang semakin tinggi, meningkatnya okupansi hotel, serta daya beli yang tetap terjaga.

Namun, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi -1,92% (yoy), seiring kebijakan penghematan anggaran menjelang Pilkada 2024 lalu.

"Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama ekonomi Banyumas Raya, tumbuh sebesar 6,34%," kata Christoveny. Sementara itu, sektor pertanian mengalami perlambatan dengan pertumbuhan hanya 2,23% (yoy) akibat dampak El Nino yang menekan produktivitas.

Sementara dalam mendukung transformasi digital, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto terus memperluas ekosistem ekonomi digital. Hingga Desember 2024, volume transaksi QRIS di Banyumas Raya mencapai 35,3 juta transaksi, meningkat drastis 252,93% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi nilai transaksi, jumlahnya melonjak 222,62% menjadi Rp3,50 triliun, dibandingkan Rp1,08 triliun pada Desember 2023.

Sebagai inovasi baru, BI meluncurkan QRIS Tap NFC, fitur pembayaran yang memungkinkan pengguna cukup menempelkan ponsel ke mesin pembaca tanpa perlu memindai kode QR. "QRIS Tap NFC akan mulai diterapkan pada moda transportasi publik, seperti layanan Trans Banyumas, pada Triwulan I 2025," ungkap Christoveny.

Selain itu, perluasan layanan BI-FAST Tahap 2 sejak 21 Desember 2024 turut mendukung percepatan transaksi digital. Fitur baru seperti bulk transfer, request for payment, dan direct debit semakin mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi secara cepat dan aman.

BI Purwokerto juga aktif dalam pengembangan UMKM melalui Festival Inklusi Keuangan dan Pameran Produk Unggulan 2025 yang akan digelar pada tanggal 20-23 Februari 2025 di Menara Teratai Purwokerto dalam rangka Hari Jadi Banyumas ke-454.

BI akan mengadakan sosialisasi QRIS, edukasi perlindungan konsumen, serta kampanye Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBP Rupiah). Selain itu, UMKM mitra dan binaan Bank Indonesia juga akan memamerkan produk unggulan mereka.

Bank Indonesia juga mengumumkan pencabutan dan penarikan dari peredaran Uang Rupiah Khusus (URK) seri "For The Children of The World" Tahun Emisi 1999 dengan pecahan Rp150.000 dan Rp10.000.

"Masyarakat masih memiliki waktu hingga 31 Januari 2035 untuk menukarkan uang tersebut di Bank Indonesia," jelas Christoveny.

Editor : Arbi Anugrah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network