Hanya Dapat Lapar dan Haus Saja, Ini 3 Perbuatan yang Bisa Merusak Pahala Puasa Ramadan

Vitrianda Hilba Siregar/ Arbi Anugrah
3 Perbuatan yang Bisa Merusak Pahala Puasa Ramadan. Foto: Freepik

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Puasa Ramadan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Namun, agar ibadah ini bernilai di sisi Allah Ta'ala, ada beberapa hal yang perlu dihindari karena dapat merusak pahala puasa.

Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal mengingatkan bahwa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan manfaat selain rasa lapar dan haus:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan hal yang menjadi perusak amalan puasa. Berikut tiga perbuatan yang bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa:

1. Melakukan Berbagai Macam Maksiat

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan haram. Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan bahwa kesempurnaan ibadah puasa tidak hanya dengan meninggalkan hal yang mubah seperti makan dan minum, tetapi juga menjauhi segala larangan Allah, termasuk dusta, kezaliman, dan permusuhan.

“Ketahuilah, amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)

Sahabat Nabi, Jabir bin Abdillah, pernah berpesan:

“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)

2. Mengucapkan lagwu (perkataan sia-sia) dan rofats (kata-kata kotor)

Perkataan yang tidak bermanfaat atau mengandung unsur keji juga bisa mengurangi pahala puasa. Amalan puasa seseorang yang dapat menjadi sia-sia adalah perkataan lagwu dan rofats. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan,

اللَّغْو الْكَلَام الَّذِي لَا أَصْل لَهُ مِنْ الْبَاطِل وَشَبَهه

“Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”

Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan,

وَيُطْلَق عَلَى التَّعْرِيض بِهِ وَعَلَى الْفُحْش فِي الْقَوْل

“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”

Al Azhari mengatakan,

الرَّفَث اِسْم جَامِع لِكُلِّ مَا يُرِيدهُ الرَّجُل مِنْ الْمَرْأَة

“Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno. Itulah di antara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan menggunjing orang lain.

3. Berkata Dusta (az zuur)

Dusta merupakan perbuatan yang sangat dilarang, terutama saat berpuasa. perkataan ini dapat membuat puasa seorang muslim sia-sia dan hanya merasakan lapar dan dahaga saja.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Lalu apa yang dimaksud dengan az-zuur? Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa az-zuur berarti berkata dusta dan menfitnah (buhtan), sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah)

Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan yang bisa mengurangi pahalanya. Dengan menjaga ucapan dan perbuatan, insyaAllah ibadah puasa kita menjadi lebih bermakna dan diterima oleh Allah SWT. 

Wallahu A'lam

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network