Pembelajaran dalam skema MBKM memungkinkan mahasiswa untuk mengonversi pengalaman mereka menjadi mata kuliah, dengan bobot nilai yang setara dengan jumlah SKS yang diambil.
Salah satu mahasiswa UT Daerah Purwokerto, Maulana Nur Ismail dari Program Studi S1 Agribisnis, berbagi pengalamannya dalam program MBKM Kewirausahaan.
Menurutnya, program ini tidak hanya berfokus pada keberhasilan bisnis, tetapi juga pada pengembangan ide dan kreativitas mahasiswa dalam berwirausaha. Maulana berhasil mengonversi 20 SKS dengan nilai maksimal dalam program tersebut.
Untuk dapat berpartisipasi dalam program MBKM, mahasiswa Universitas Terbuka harus memenuhi beberapa persyaratan. Di antaranya, mahasiswa harus berasal dari jenjang S1/DIV reguler, terdaftar secara aktif tanpa cuti akademik, serta berada pada semester lima atau enam dengan akumulasi SKS tertentu.
Selain itu, mahasiswa diwajibkan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75 serta memenuhi persyaratan tambahan untuk program MBKM internasional, seperti sertifikasi TOEFL atau IELTS.
Selain itu, mahasiswa yang mengikuti MBKM tidak diperkenankan mengikuti perkuliahan dan ujian akhir semester (UAS) untuk mata kuliah yang telah dikonversi dalam program ini. Proses pembelajaran dalam MBKM juga harus dilakukan sesuai dengan periode akademik yang ditetapkan oleh UT.
Universitas Terbuka membuka berbagai peluang bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri melalui MBKM. Dengan sistem pendaftaran yang fleksibel, mahasiswa dapat mengakses informasi terkait program ini kapan saja melalui laman resmi UT.
Dengan berbagai skema yang ditawarkan, Universitas Terbuka terus berkomitmen untuk mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja dan industri.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait
