Geng Motor Menyerang, Polisi: Pentingnya Peran Orangtua Awasi Pergaulan Remaja

Agustinus Yoga Primantoro
Kasus penyerangan geng motor Golden Stress asal Purwokerto dan Junior Liberstan dari Brebes pada Sabtu (19/3) lalu di Sawangan, Purwokerto. (Foto : Agustinus Yoga Primantoro)

PURWOKERTO, iNews.id - Kasus penyerangan geng motor Golden Stress asal Purwokerto dan Junior Liberstan dari Brebes pada Sabtu (19/3) lalu di Sawangan, Purwokerto telah ditangani pihak Polresta Banyumas. Sembilan pelaku yang terdiri dari tiga orang dewasa dan enam pelajar telah diamankan.

Kapolresta Banyumas, Kompol Edy Suranta Sitepu mengungkap, geng motor tersebut merupakan gabungan antara geng motor di Brebes dan geng motor di Purwokerto yang akan melakukan tawuran.

"Geng motor Brebes, Junior Liberstan, meminta bantuan pada geng motor Purwokerto bernama Golden Strees karena mereka akan tawuran di wilayah Sawangan karena sebelumnya mereka terlibat perselisihan," ujarnya pada para wartawan di Mapolresta Banyumas, Senin (21/3/2022).

Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian menghimbau kepada masyarakat, terutama para orang tua agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anaknya ketika berada di luar rumah. 

"Saya mengharapkan peran dari pada orang tua, pihak sekolah, untuk lebih memperhatikan anak-anaknya. Perhatikan kegiatan-kegiatannya, kalo lebih dari jam 10 anaknya tidak ada, mungkin bisa dihubungi atau dicari untuk meminimalisir dari hal-hal negatif," ucapnya.

Peristiwa yang turut melibatkan 6 orang remaja sebagai pelaku tersebut juga menjadi sorotan bagi Dita, seorang Psikolog dari Rumah Sakit Margono. Ia mengatakan bahwa masa remaja adalah masa emas bagi seorang anak untuk menentukan identitasnya. 

Terkait kasus geng motor tersebut, Dita menuturkan mengenai motif pelaku di balik aksi penyerangan tersebut dari sudut pandang Psikologi.

"Kalo ditanya tujuan penyerangan untuk apa? Mereka mungkin tidak tahu, bisa jadi itu cuma ikut-ikutan temen-temennya, karena itu identitas kelompoknya," jelasnya.

Berkaca dari peristiwa tersebut, Dita mengharapkan peran serta sekolah dan terlebih orang tua untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya. Kurangnya perhatian dari keluarga bisa menjadi faktor utama anak terjerumus dalam hal-hal negatif.

"Kita bicara soal anak yang bermasalah pasti ada kaitannya dengan keluarga. Berarti ada yang kurang. Perhatian itu penting. Tidak hanya soal materi, tapi lebih pada anak bergaul dengan siapa, seperti apa latar belakangnya," tuturnya.

 

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network