2. Menjelma jadi Tukang Durian di Tengah Konflik GAM
Ada sebuah kisah menarik tentang prajurit Kopassus bernama Sersan Badri (nama samaran) yang memilih jalur tak biasa sebagai bagian dari penyamarannya dalam misi menumpas pemberontakan GAM. Cerita ini tercatat dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A. Natanegara. Dalam menjalankan misinya, Badri menyamar sebagai pedagang durian, menjajakan dagangannya dari Medan hingga ke Lhokseumawe.
Sepanjang perjalanan, setiap kali melewati pos TNI, Badri membangun hubungan dengan para penjaga lewat “lobi” unik—membagikan durian dalam jumlah besar, karena biasanya satu pos dijaga oleh satu peleton. “Kalau cuma kasih dua durian, malah bisa ditempeleng,” candanya, menggambarkan bagaimana ia harus menyesuaikan diri dengan kondisi di lapangan.
Dengan keranjang durian di bahunya, Badri mampu menembus berbagai wilayah di Aceh yang dikuasai oleh GAM. Tak disangka, penyamarannya begitu meyakinkan hingga ia dipercaya oleh para anggota GAM. Kepercayaan inilah yang ia manfaatkan untuk menggali informasi penting dan memetakan kondisi medan, terutama di Lhokseumawe, yang saat itu menjadi pusat kekuatan militer kelompok pemberontak.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait