Mengikuti Jejak Al Qodri, Tukang Angon Bebek Keliling dari Banjarnegara

GH Cahyono
Meski bagi sebagian orang terdengar seperti keributan, bagi Al Qodri (42), suara ratusan bebek itu adalah irama hidupnya sejak lebih dari dua dekade lalu. (Foto: iNewsPurwokerto/GH Cahyono)

"Kalau kami yang pegang uangnya, ya kami potong sedikit untuk ongkos harian. Tapi tetap harus jujur. Kalau bohong, cepat ketahuan,” ujarnya dengan tenang.

Mengelola ribuan bebek bukan tanpa risiko. Satu tantangan yang kerap muncul adalah kawanan bebek yang saling bercampur saat digembalakan bersama kelompok lain. Tanpa tanda, seekor bebek bisa dengan mudah nyasar ke rombongan berbeda.

“Biasanya pagi atau sore kami cek jumlahnya. Kalau ada lebih, langsung ditawarkan ke penggembala lain. Mungkin bebeknya salah jalur,” katanya sembari terkekeh.

Peta petualangan Qodri berubah seiring musim tanam. Saat sawah dipenuhi padi, ia berpindah ke lahan yang kosong. Bahkan, jika bebek dijual, ia pulang sejenak ke rumah.

“Kami ikut ritme alam. Saat sawah tidak bisa dipakai, ya istirahat. Tapi kadang juga pindah ke tempat lain yang belum banyak angon bebeknya,” jelasnya.

Soal penghasilan, Qodri tidak muluk. Rata-rata ia mendapatkan Rp2 juta per bulan, belum termasuk makan. Meski begitu, biaya transportasi biasanya ditanggung pemilik bebek.

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network