BANJARNEGARA, iNewsPurwokerto.id - Hingga awal Juli 2025, serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Banjarnegara masih berada di bawah target yang diharapkan. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (Dintankanak) Banjarnegara, penebusan pupuk Urea baru mencapai 40%, NPK 47%, dan pupuk organik hanya 33%.
Kepala Dintankanak Banjarnegara, Firman Sapta Adhi, melalui Kabid Ketahanan Pangan, Emi Susilowati, menjelaskan bahwa rendahnya serapan tertinggi terjadi pada pupuk organik yang baru dialokasikan tahun ini, dan saat ini hanya tersedia untuk wilayah Kecamatan Madukara.
“Rata-rata serapan Urea dan NPK sebenarnya sudah cukup bagus. Namun pupuk organik baru tahun ini tersedia, dan hanya untuk Madukara. Karena itu, serapannya masih rendah. Kami terus melakukan sosialisasi agar petani mulai beralih ke pupuk organik,” ujar Emi dalam keterangannya dikutip Kamis (10/7/2025).
Selain Madukara, serapan pupuk bersubsidi juga tercatat rendah di wilayah Kecamatan Karangkobar, dengan realisasi pupuk Urea hanya 19% dan NPK 17%.
Dintankanak Banjarnegara mencatat bahwa total alokasi pupuk bersubsidi untuk tahun anggaran 2025 meliputi Pupuk Urea sebanyak 16.000 ton, Pupuk NPK sebanyak 15.000 ton dan Pupuk Organik sebanyak 150 ton.
Sementara itu, harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dintankanak Banjarnegara Nomor 900/1712/distankanKP/Tahun 2024, yakni untuk pupuk urea Rp 2.250/kg, NPK Rp 2.300/kg dan Organik Rp 800/kg.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait