Kopi Kailasa, Cerita Sukses dari Desa ke Pasar Dunia

Elde Joyosemito
Keberhasilan Kopi Kailasa juga menginspirasi lahirnya Coffee Learning Center pada Januari 2024 di Desa Babadan, berkat kolaborasi BI Purwokerto, UGM dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. (Foto: Ist)

BANJARNEGARA, iNewsPurwokerto.id-Di antara deretan produk UMKM yang meramaikan pameran Karya Kreatif Serayu (KKS) akhir Juni lalu, aroma kopi menyeruak dari sebuah stan sederhana bertuliskan Kopi Kailasa

Bagi masyarakat Banjarnegara, nama ini bukan sekadar merek dagang, tetapi representasi kisah panjang perjuangan warga Desa Babadan, Kecamatan Pagentan, dalam menyelaraskan ekonomi dan konservasi alam.

Desa Babadan berdiri di ketinggian 1.200 mdpl, wilayah yang dulu dikenal rawan longsor. Pada 2005, bencana besar menewaskan empat orang dan merusak lahan pertanian sayuran. 

Tragedi itu menyadarkan warga bahwa mereka harus beralih dari pola tanam yang mengikis tanah menuju sistem yang lebih ramah lingkungan. Pilihan jatuh pada kopi—tanaman yang akarnya mampu menahan erosi sekaligus memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Kami butuh brand,” kenang Turno, mantan Kepala Desa Babadan yang kini menjadi Ketua Koperasi Sikopel Mitreka Satata. 

Diskusi panjang bersama para petani melahirkan nama Kailasa, yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti pegunungan perak. Filosofi ini menggambarkan kabut putih yang menyelimuti puncak Pegunungan Bisma layaknya lapisan perak.

Dengan varietas arabika sebagai andalan, para petani memulai langkah baru pada 2010, membentuk Koperasi Sikopel Mitreka Satata untuk mengatur proses budidaya, panen, hingga pemasaran. 

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network