Endang telah beberapa kali menggunakan JKN untuk pembiayaan kesehatan. Pada 2016, ia mengalami serangan vertigo mendadak hingga harus dirawat dua hari di rumah sakit. “Layanannya bagus dan tidak dibeda-bedakan dengan pasien umum,” ungkapnya.
Tahun 2019, giliran anak pertamanya dirawat karena demam dan tipes berkepanjangan. Setelah mendapatkan penanganan rawat jalan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan kondisinya tak kunjung membaik, ia dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). “Anak saya langsung ditangani tenaga medis yang sigap dan ramah. Tiga hari dirawat, semua biaya gratis tanpa tambahan apa pun,” kenangnya.
Endang menekankan pentingnya rutin memeriksa status kepesertaan JKN agar bisa mendapatkan layanan kesehatan kapan pun dibutuhkan. Ia memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN yang menyediakan berbagai fitur, termasuk Kartu Indonesia Sehat (KIS) digital. “Kita tidak harus selalu datang ke kantor BPJS untuk urusan administrasi, jadi lebih praktis,” jelasnya.
Menurut Endang, sebagian masyarakat belum memiliki kesadaran untuk menjadi peserta JKN aktif karena belum pernah menghadapi situasi darurat kesehatan dengan biaya besar. “Kalau sudah merasakan sendiri, baru tahu pentingnya perlindungan ini,” tutupnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait