PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Di tengah arus digitalisasi dan merosotnya minat generasi muda terhadap sastra, komunitas seni Sanggar Samudra sukses menggelar pertunjukan bertajuk “Mengenang WS Rendra” sebagai penghormatan atas 16 tahun wafatnya maestro puisi dan teater Indonesia tersebut.
Acara yang berlangsung di Sanggar Samudra, Kelurahan Karang Klesem, Purwokerto Selatan, Rabu malam (6/8/2025) itu tidak hanya menyedot perhatian komunitas lokal, tetapi juga mendapat dukungan dari peserta mancanegara. Mahasiswa asing dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Madagaskar, Yaman, hingga Mali turut hadir dalam peringatan ini.
Salah satunya, Taufi, mahasiswa asal Mali, menyampaikan antusiasmenya meski terbatas dalam berbahasa Indonesia.
“Saya sangat senang dengan acara ini. Meskipun saya tidak begitu lancar dalam berbahasa Indonesia, tapi saya sangat menikmati,” ungkap Mali dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/8/2025).
Taufi bahkan mengutip kalimat bijak berbahasa Prancis. "Tout peut disparaître du français, sauf la culture," yang berarti, “Segala hal bisa lenyap kecuali budayanya.” Kalimat ini ia tujukan sebagai semangat agar Sanggar Samudra terus menjaga nyala budaya Indonesia.
Komunitas sastra Katasapa Purbalingga turut memeriahkan acara dengan membacakan puisi legendaris WS Rendra berjudul “Kupanggil Namamu”.
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Purbalingga, Trisnanto, yang mewakili komunitas tersebut, menekankan pentingnya menjaga eksistensi sastra sebagai bagian dari peradaban.
“Sastra bukan hanya ekspresi seni, tetapi juga simbol kemajuan berpikir dan berkembangnya peradaban manusia,” ujarnya.
Acara ini menjadi simbol perlawanan terhadap pudarnya sastra di tengah era serba digital dan hiburan instan. Sanggar Samudra membuktikan bahwa ruang ekspresi sastra masih relevan dan mampu menggaet lintas generasi dan budaya.
Panitia mencatat setidaknya 50 undangan resmi hadir, termasuk dari kalangan seniman, pegiat budaya, guru, hingga pelajar. Beberapa komunitas yang turut serta antara lain tokoh seni, komunitas teater, organisasi kepemudaan, DKKB (Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas) hingga lembaga pendidikan.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait