Menurutnya, pihaknya juga aktif menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di sekitar jalur pipa, mulai dari ring 1 di Kelurahan Donan hingga ring 3 yang mencakup wilayah jalur pipa di luar Cilacap.
Pertemuan rutin dengan RT, RW, dan lurah setempat menjadi wadah penyampaian keluhan maupun aspirasi. Misalnya, saat banjir melanda kawasan yang dilintasi pipa, pihaknya akan segera turun tangan melakukan perbaikan.
“Kami ingin keamanan dan keselamatan warga di sekitar jalur pipa selalu terjaga. Koordinasi dan komunikasi aktif adalah pondasi hubungan kami dengan masyarakat,” jelas Novetra.
Jalur pipa Lomanis juga melintasi pabrik dan sungai. Setiap ada rencana pembangunan yang melintasi jalur pipa, pihak terkait wajib berkoordinasi.
“Biasanya perusahaan mengajukan surat, lalu kami duduk bersama membahas desain bangunan agar keamanan pipa tetap terjamin, sementara kebutuhan mereka juga terpenuhi,” kata Novetra.
Menurutnya, Fuel Terminal Lomanis menampung tiga jenis BBM, yakni Solar, Pertamax, dan Pertalite, dengan kapasitas total 277.455 kiloliter dalam 17 tangki.
Sementara menurut Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufik Kurniawan, menegaskan peran Fuel Terminal Lomanis Cilacap sebagai titik nol penyaluran energi di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
“Ini adalah terminal BBM pertama yang menerima suplai langsung dari kilang. Ibaratnya, dari kilang itu BBM ‘dimasak’, lalu Lomanis menjadi kulkas penyimpanan pertama sebelum disalurkan melalui pipa,” jelasnya.
Bagi warga yang melintasi jalur selatan, pipa distribusi ini menjadi bukti nyata bahwa Lomanis adalah pusat awal perjalanan energi menuju berbagai penjuru Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait
