BANJARNEGARA, iNewsPurwokerto.id - Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, serta relawan kembali melanjutkan pencarian terhadap 26 warga yang masih hilang akibat longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, pada Rabu (19/11/2025).
Upaya pencarian berlangsung dengan penuh kehati-hatian karena kondisi tanah di lokasi bencana masih terus bergerak.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aji Piluroso mengatakan bahwa operasi pencarian dilakukan secara terkoordinasi dengan membagi personel ke dalam tiga tim penyisiran. Langkah ini diambil agar proses pencarian dapat dilakukan lebih cepat dan menyeluruh di berbagai titik terdampak.
“Tiga tim sudah kami turunkan untuk melakukan pencarian, namun kondisi lokasi masih sangat berbahaya karena tanah terus bergerak,” ujar Aji.
Ia menjelaskan bahwa proses evakuasi hingga kini masih dilakukan secara manual. Instabilitas tanah membuat alat berat belum dapat diturunkan ke titik longsor. “Alat berat belum bisa kami turunkan karena situasi belum aman, meski beberapa unit sudah kami siagakan di lokasi,” katanya.
Aji menegaskan bahwa keselamatan personel menjadi perhatian utama mengingat struktur tebing masih labil dan berpotensi mengalami runtuhan susulan. “Kami harus memperhitungkan keselamatan petugas. Kondisi lapangan masih labil dan berpotensi longsor susulan,” tambahnya.
Longsor besar yang terjadi pada Minggu siang itu menimbus puluhan rumah warga di Dusun Situkung. Bencana dipicu hujan deras selama tiga jam yang menyebabkan tebing hutan pinus runtuh.
Data Pusdalops BPBD Jawa Tengah mencatat 48 rumah tertimbun material longsor dan total 195 rumah terdampak. Sebanyak 917 warga harus mengungsi dari total 981 jiwa terdampak bencana.
Hingga saat ini, dua korban bernama Darti (29) dan Luwih (40) telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara tujuh warga lain mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan di puskesmas maupun fasilitas kesehatan rujukan.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait
